Belakangan ini, hunian berkonsep Islami mulai marak di Indonesia. Pengembang kini berlomba-lomba menghasilkan karyanya di bidang hunian Islami. Namun, jangan salah. Hunian Islami harus memiliki fasilitas yang juga Islami.

Karenanya, banyak pengembang menuangkan konsep Islami ini dalam bentuk dan desain rumah. Contohnya, dinding rumah dibuat bertabur ukiran kaligrafi Islami, terdapat mushala di dalam rumah, juga ada keran khusus untuk berwudhu, dan yang pasti kamar mandi dibuat tak boleh menghadap kiblat.

“Kalau tidak benar-benar Islami tentu saya tidak tertarik membeli rumah di sini. Saya inikan umat Islam, tentu saya nyaman dengan perumahan seperti ini,” sebut Tuti Rahmawati pemilik rumah di salah satu komplek Islami di Meruyung, Depok.

Selain itu, agar benar-benar menjadi hunian Islami, fasilitas perumahan yang ada juga tidak boleh sembarangan. Untuk itu, perusahaan properti harus serius membangun segala fasilitas yang menunjang konsep rumah Islami.

Untuk itu, pengembang harus menyediakan fasilitas pendidikan bernuansa Islami. Dengan kata lain, mereka harus mendirikan sekolah Islam atau pendidikan Islami. Dan yang pasti harus ada di sana adalah rumah ibadah umat Islam.

Nah, fasilitas-fasilitas seperti yang telah disebutkan tadi, harus disediakan oleh para pengembang. Pasalnya, warga yang tinggal di perumahan dengan konsep Islami itu benar-benar menginginkan peningkatan kualitas beragamanya. Dalam hal ini bukan hanya sekedar meninggali rumah saja, tetapi ada unsur-unsur yang mampu meningkatkan keimananseseorang.

Fasilitas kolam renang pun harus dibuat seislami mungkin, tentunya dengan memisahkan kolam untuk laki-laki dan perempuan, tak hanya itu pengelola juga harus menyediakan pakaian renang Muslim. Sehingga nuansa keislaman di perumahan tetap terjaga.

Tidak hanya itu, pengembang juga harus mampu membangun suasana kehidupan bertetangga yang baik. Suasana religius lebih hidup lagi dengan adanya kegiatan rutin shalat berjemaah dan pengajian di masjid. Atau bisa juga lewat kegiatan siraman rohani, diskusi, hingga konsultasi keagamaan.

Bahkan, ada beberapa perumahan berkonsep Islami memiliki aturan-aturan ketat. Ya, mereka tidak mengizinkan para penghuninya untuk merokok. Selain itu, kaum Hawa pun diharuskan mengenakan pakaian yang menutup aurat.

Nah, dengan aturan-aturan sedemikian ketat banyak kalangan meragukan kesuksesan hunian Islami ini. Pasalnya, banyak orang tak mau terlalu diikat oleh peraturan yang memberatkan. di situlah letak plus-minus perumahan Islami.

Meski banyak disukai, kalau di sertakan aturan ketat mungkin akan menghalangi seseorang untuk memiliki rumah di komplek hunian berkonsep Islami. Namu, keputusan akhir ada di tangan para konsumen. Apakah mereka mau memilih rumah dengan konsep Islami atau bukan. Kalau telah menyatakan diri berminat tentunya harus tahu konsekuensinya.  “Kalau saya sih seneng seperti itu, hidup dengan aturan Islam mampu membuat hidup saya lebih baik,” tutup Tuti.