Menjelang pergantian tahun, 2012 ke 2013, animo masyarakat membeli rumah bekas atau second, tak pernah surut. Untuk memudahkan konsumen mencari koleksi yang beraneka ragam corak, gaya, maupun lokasinya, cukup banyak situs yang menawarkan jual beli rumah bekas dengan beberapa tipe, dari tipe sederhana hingga rumah mewah bernilai miliaran rupiah.

Kawasan Jakarta dan sekitarnya masih menjadi kawasan hunian yang memiliki prospek bagus. Sebab, Jakarta dan kota-kota satelit seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi masih mempunyai daya pikat sebagai tempat bekerja, dan berbisnis. Karenanya, mereka juga ingin bertempat tinggal secara tetap maupun sementara yang tak jauh dari ‘kantor’.

Dari data propert menunjukkan, saat ini kebutuhan rumah hunian mencapai 800 ribu – 1 juta unit setahun, sedangkan suplai rumah per tahun hanya 200.000-300.000 unit saja.  Sejumlah situs di sektor bisnis makin hari makin penuh dijejali puluhan hingga ratusan iklan rumah bekas yang dijual. Ada yang berkode BU, butuh uang. Biasanya pemiliknya ingin cepat rumah bekasnya laku. Itu sebabnya, harga yang dipatok pun bisa ditawar hingga serendah-rendahnya.

Langsung ke Pemiliknya

Ada sejumlah tips bagi yang ingin membeli rumah bekas. Dari sekian banyak sumber tips, ada beberapa yang sama. Misalnya, mencari rumah yang ditawarkan langsung oleh pemiliknya, tanpa perantara. Sebab, banyak informasi dan sejarah tentang rumah itu dari pemiliknya langsung. Pemilik langsung rumah yang akan dijual, dibuktikan dengan kepemilikan rumah itu dalam bentuk sertifikat tanah dan bangunan. Jika bisa langsung ke penjualnya, tentu penjual tidak akan memberikan tips atau komisi kepada yang berjasa ikut memberikan informasi.

Kepada pemiliknya, tanyakan kapan rumah dibangun, kapan terakhir direnovasi. Periksa secara detil kondisi fisik bangunan, sejak teras, ruang tamu, ruang tengah, ruang tidur, kamar mandi, dapur,  garasi, plafon, genteng, dan seluruh kusen pintu dan jendela. Cek fisik juga berlaku terhadap akses jalan masuk. Apakah jalan bisa dilalui mobil, satu mobil atau bisa berpapasan? Akses jalan juga mempengaruhi harga jual. Bagaimana kondisi airnya? Langganan air PAM atau menggunakan mesin pompa. Kalau ingin afdol, membeli rumah di kala musim kemarau, apakah airnya kering atau berlimpah, apakah air bisa diminum dan untuk mencuci. Cek ke tetangga, apakah di musim hujan termasuk lokasi langganan banjir atau tidak.  

Yang ini tak boleh lengah, yaitu cek dokumen rumahnya, seperti izin mendirikan bangunan (IMB) dan resi pembayaran pajak bumi bangunan (PBB). Jangan lupa periksa status tanah dan rumahnya, apakah memiliki sertifikat hak milik (SHM) atau hanya hak guna bangunan (HGB). Jika nama dan pemiliknya tidak sama, tanyakan, riwayat pemilikan tanah dan rumah tersebut.

Ada kalanya, rumah dijual secara oper kredit. Cek ke bank pemberi kredit tentang status kredit  dan atas nama penerima kredit. Berapa uang muka yang diminta serta berapa besar cicilan tiap bulan dan sisa waktu kredit. Untuk yang demikian, harus dibuat akte pengalihan hak kepemilikan dengan pihak bank. (saksono)