Potret Buram Gizi Anak Indonesia

Asupan makanan adalah salah satu tolok ukur untuk menjaga kesehatan, dengan menkonsumsi makanan yang sehat pertumbuhan fisik dan otak menjadi optimal. Namun masih banyak anak-anak Indonesia yang kekurangan gizi.

Kekurangan gizi pada anak yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan otak anak serta menjadikan perkembangan kognitif anak tidak bertumbuh optimal. Sementara itu, kelebihan gizi juga tidak baik bagi anak karena memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolesterol dan penyakit jantung.

Nah, untuk menciptakan SDM berkualitas baik itu secara fisik maupun kecerdasan, diperlukan upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan salah satu faktor penentunya adalah gizi. "Dari sudut pandang gizi, selain zat gizi makro, pengaruh zat gizi mikro vitamin dan mineral terhadap tumbuh kembang anak yang optimal sangatlah penting," kata Ketua Tim Peneliti South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) Indonesia, Dr. Sandjaja menjelaskan.

SEANUTS bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai status gizi anak-anak, khususnya terkait pola makan dan makanan yang dikonsumsi, kandungan gizi makro dan mikronya, serta dampaknya terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menyampaikan bahwa telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia misalnya saja upaya Keluarga Sadar Gizi dan Gerakan 1.000 Hari Pertama Awal Kehidupan yang antara lain bertujuan untuk mencapai target MDG di tahun 2015. "Agar pencapaian MDG lebih maksimal, diperlukan dukungan secara konsisten dari semua pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga dunia usaha," ujar DR. dr. Slamet Riyadhi Yuwono, Dirjen Bina Gizi dan KIA.

Dengan adanya inisiatif berupa studi mengenai status gizi anak Indonesa ini, hal ini dapat menjadi salah satu basis data terkait dengan gizi anak Indonesia saat ini yang nantinya akan memperkaya berbagai rumusan kebijakan dan program pemerintah Indonesia demi mencapai tujuan pembangunan Millenium (MDG) poin 1, 4, dan 5 yang terkait dengan kesehatan.

Makanya, diharapkan hasil temuan SEANUTS ini dapat menjadi salah satu landasan data untuk penelitian lebih lanjut, serta bermanfaat dalam melengkapi data yang telah ada, dan menyusun program intervensi yang tepat.

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…