Menggugah Kesadaran Global Masalah Krisis Sanitasi

Toilet merupakan hal krusial dalam kehidupan, karena toilet yang baik tak hanya akan membantu mempertahankan kesehatan manusia, namun juga bisa membantu memperbaiki martabat, meningkatkan taraf hidup, dan memperdayakan masyarakat.

Namun sayangnya, hingga kini, masih ada sekitar 2.5 milliar orang atau setara 40% penduduk dunia tak memiliki akses pada fasilitas sanitasi dan toilet yang layak. Sekitar 1,1 milliar orang terpaksa buang air besar dan buang air kecil di tempat terbuka.

Sedangkan air yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit diare. Sementara itu, hampir 900 juta orang dipaksa untuk mempertaruhkan hidup setiap hari dengan mengkonsumsi air kotor itu, karena mereka tidak memiliki pilihan lain.

Di Indonesia sendiri, menurut data Kementrian Pekerjaan Umum (PU), masih ada 40 juta orang dari 241 juta penduduk Indonesia yang belum memiliki toilet yang layak dan mengakibatkan penderita diare dari tahun ke tahun megalami peningkatan dari 3,5 - 4,5 juta jiwa pada  2012.  

"Sebanyak 20% warga Indonesia yang belum mempunyai toilet, dan masih membuang kotoran disembarang tempat,  seperti di sungai dan lahan kosong," kata Directorate for Settlemens and Housing, Nugroho Tri Utomo.

Permasalahan sanitasi di Indonesia adalah hal yang harus diperhatikan secara khusus, karena kesadaran masyarakat terhadap kebersihan sanitasi masih kurang, ini dapat menimbulkan terjadinya pencemaran air dan timbul berbagai penyakit, seperti diare.

"Toilet yang sehat adalah toilet yang keadaannya selalu kering tidak ada genangan air didalam WC, genangan air dalam WC tempat berkembangnya kuman-kuman," kata dia menambahkan.

Perhatian dari komunitas internasional mengenai kesenjangan dalam hal sanitasi, menjadi sangat penting. Perubahan pendekatan yang serius dibutuhkan untuk menghentikan jutaan kematian setiap tahun karena krisis toilet. Mengakhiri krisis air dan sanitasi global bukanlah impia yang tak mungkin terwujud. Asalkan ada upaya bersama untuk melakukan tindakan cepat, melalui kolaborasi dan komitmen.

Diperlukannya dari tiap orang di tiap Negara bias membantu dengan cara sendiri, dengan mendesak para pembuat keputusan, untuk melihat pasa isu pentingnya kebersihan sanitasi. Hal ini agar para pembuat keputusan bias membangun toilet di tempat-tempat yang membutuhkan.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…