Ketentuan Perpajakan Beratkan Investasi Produk Properti - Produk Investasi DIRE Ciptadana

NERACA

Jakarta-Meskipun produk investasi sejenis kontrak investasi kolektif beragun aset (KIK EBA) tumbuh sekitar Rp3 triliun sepanjang tiga tahun terakhir. Namun dari sisi perpajakan sejauh ini memang cukup memberatkan secara bisnis.

Kepala Pengelolaan dan Pengawasan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Agus Maiyo mengatakan, perpajakan sejauh ini cukup memberatkan secara bisnis. “Pajak yang dikenakan di awal menjadi salah satu hal yang membuat produk ini kurang menarik bagi perusahaan aset management,”katanya di Jakarta, Senin (12/11).

Menurutnya, penerbitan produk investasi dengan underlying aset properti menjadi kebutuhan saat ini. Karena itu, dirinya menyarankan, pengenaan pajak DIRE sebesar 5% terhadap penjual dan 5% terhadap pembeli tidak harus dilakukan di awal transaksi. “Sebetulnya pembayaran pajak di awal dan akhir sama saja nilainya, mengingat pemiliknya bisa kembali mengkreditkannya ke pihak lain, tetapi ini memberatkan mereka.” ujarnya.

Nilai pajak yang dikenakan untuk DIRE, kata Agus, sama dengan yang dikenakan dalam transaksi properti pada umumnya, yaitu sebesar 5% untuk pajak bagi hasil penjualan properti (BPHPP), sekaligus PPN dan Pph. Jadi, total pajak yang harus dikeluarkan dalam satu kali transaksi awal penjualan properti diperkirakan mencapai 30%.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Pemasaran PT Ciptadana Asset Management, Paula Rianty Komaruddin. Menurut dia, dibutuhkan proses yang cukup panjang untuk melobi pihak yang berkeinginan untuk mengikutsertakan aset properti melalui penyertaan pada DIRE ini. “Pajak memang menjadi salah satu hal yang memberatkan. Kita mengadakan pendekatan kepada pemilik mall cukup lama sehingga baru terealisasi sekarang ini.” jelasnya.

Prospek Cerah

Padahal investasi pada aset properti, lanjut dia memiliki prospek yang cukup bagus, terutama untuk bangunan mall. Okupansi pada April 2012 lalu saja, kata dia sudah mencapai sekitar 93%, kemudian pada Agustus telah mencapai 95%.

Dari data tiga tahun terakhir, kata dia, pertumbuhan dari sisi pendapatan diperkirakan sekitar 8-9% per tahun. Sementara, untuk perhitungan asetnya sendiri akan dihitung satu tahun sekali. Nilai tersebut diindikasikan tidak berubah sampai adanya penilaian kembali yang dilakukan oleh penilai independen yang terdaftar di Bapapem.

Paula menambahkan, DIRE Ciptadana merupakan produk investasi dengan penyertaan unit aset Solo Grand Mall, yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Cam berencana untuk menawarkan unit penyertaan dengan jumlah sekurang-kurangnya 3,8 miliar-4,2 miliar unit penyertaan selama masa penawaran yang berakhir pada 27 November 2012. Setiap unit penyertaan tersebut ditawarkan dengan harga sama dengan nilai aktiva bersih awal sebesar Rp100 per unit.

Sebagai informasi, permintaan untuk KIK EBA saat ini sudah berebut. Tercatat dari sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun di 2009 mengalami pertumbuhan sekitar Rp1 triliun per tahun. Jadi sebesar Rp3 triliun dalam waktu tiga tahun.

Oleh karena itu, kedepan investasi dengan underlying aset properti memiliki prospek cukup bagus. Melihat perkembangan tersebut, Bapepam LK optimistis adanya produk investasi baru Dana Investasi Real Estate (DIRE) yang diluncurkan PT Ciptadana Asset Management (CAM) akan menjadi alternatif investasi untuk meningkatkan kinerja portofolio.

Produk investasi DIRE yang baru diluncurkan tersebut memiliki strukturisasi yang tidak jauh berbeda dengan KIK EBA yang berupa tagihan atau piutang. (lia)

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…