Sukabumi - Kelompok Industri Kecil Aneka Kerajinan (KIKAK) Kabupaten Sukabumi, boleh berbangga telah go internasional. Namun di balik itu, mereka harus berjuang sendiri karena rendahnya promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi.

Koordinator KIKAK, Husni, SE menyebutkan, hasil karya KIKAK, telah menembus pasar mancanegara. Produk yang dihasilkan yakni kerajinan batu akik, wayang golek, anyaman bambu, kerajina logam, bola dan lain sebagainya.

Namun untuk pemasaran, selain mengandalkan gerai Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) para pelaku KIKAK ini berjuang sendiri. “Para perajin industri aneka kerajinan ini lebih banyak melakukan promosi tersendiri hingga ke luar negeri. Kerajinan batu akik misalnya, sudah tembus hingga ke tanah Arab,” terang Husni kepada NERACA, Minggu (12/11).

Agar aneka kerajinan ini bergeliat, kata Husni, peranan pemerintah, khususnya Pemda Kabupaten Sukabumi, sangat vital. “Ada banyak cara untuk memajukan dunia kreasi ini. Salah satunya dengan mengadakan pameran pada setiap even pemerintahan, serta melibatkan dunia kerajinan dengan dunia pariwisata. Ini belum sinkron,” tegas dia.

Dari segi permodalan, tandas pensiunan PNS ini, para perajin kebanyakan menggunakan modal sendiri, serta perguliran dari dana koperasi Dekranasda. “Ada bantuan dari Pemerintah setempat. Namun tidak mampu untuk mendongkrak produksi. Sedangkan fasilitas kredit dari perbankan masih minim. Perbankan kelihatannya masih ragu menyalurkan fasilitas kredit kepada komunitas perajin,” sebut dia.

Selain modal, imbuh Husni, para perajinan juga terkadang kesulitan mandapatkan bahan baku. Sehingga untuk menutupi pesanan, para perajin sering kali mengalami kendala. “Bahan baku melimpah di Kabupaten Sukabumi. Namun karena regulasi yang tumpang tindih, perajinan akhirnya lebih baik mendatangkan bahan baku dari luar Kabupaten Sukabumi,” tuturnya