Mengenal Malnutrisi Lebih Dekat

 

NERACA

Nutrisi yang baik merupakan kebutuhan dasar kesehatan. Namun demikian, hal ini seringkali tidak terdiagnosa dan tidak dipelihara dengan baik, khususnya pada orang usia lanjut.

Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi orang usia lanjut di seluruh dunia, jumlah orang yang berisiko malnutrisi juga meningkat. Saat ini, kelompok usia di atas 65 tahun ke atas berkembang pesat dan akan mencapai 20% dari populasi dunia pada tahun 2030.

Data World Health Organization (WHO) menyatakan, lebih dari 8% populasi penduduk yang tinggal di wilayah Asia Tenggara saat ini adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok usia ini diproyeksikan mencapai 12% di tahun 2025 dan diperkirakan akan melebihi angka 20% di tahun 2050.

Jumlah orang usia lanjut yang mengalami malnutrisi di Asia bervariasi, yaitu 78% di Japan, 62% di pedesaan Bangladesh dan 42% pasien usia lanjut di Vietnam yang akan menjalani operasi 2,3 Di Singapura, 14,7% pasien rawat inap dan pasien bedah mengalami malnutrisi dan 3 dari 10 orang usia lanjut mengalami resiko gangguan nutrisi sedang dan tinggi.

Beban kemanusiaan dan ekonomi pada orang yang mengalami malnutrisi yang tidak terdeteksi cukup tinggi. Misalnya, orang usia lanjut yang kurang terpenuhi kebutuhan nutrisinya memiliki risiko lebih tinggi terhadap malnutrisi dikarenakan beberapa faktor, termasuk menurunnya nafsu makan dan asupan makanan serta beberapa kondisi medis akut dan kronik.

Berdasarkan sebuah penelitian di Inggris, menunjukkan bahwa pasien usia lanjut memiliki prevalensi paling tinggi pada kasus malnutrisi. Sebuah studi dari Jerman membuktikan, angka kejadian malnutrisi paling tinggi terjadi di unit geriatri, yaitu 56,2%.

Penelitian itu juga menyatakan, sebuah studi pada pasien rawat inap menunjukkan bahwa pasien yang berusia 75 tahun ke atas memiliki berat badan, indeks massa tubuh (BMI) dan kadar serum albumin yang lebih rendah.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, sebuah studi multisenter yang melibatkan 702 pasien rawat jalan dari 10 rumah sakit melaporkan bahwa 56.7% pasien berisiko malnutrisi dan 2,14% telah mengalami malnutrisi.

Dalam studi yang sama, sebanyak 10,4% diklasifikasikan memiliki berat badan rendah dan memiliki indeks massa tubuh (BMI) <18.5 kg/m2, dan 22% pasien obesitas (BMI >25.0 kg/m2)9. Sedangkan, rata-rata asupan energi pada 168 orang usia lanjut dari bangsal geriatri akut adalah 1405.6 (+320.3) kcal.

Untuk itu, menjaga Lean Body Mass (LBM) merupakan kunci untuk dapat memiliki kesehatan yang baik. LBM yang sehat mencakup otot, kulit, tulang dan organorgan tubuh yang dipertahankan dengan menjaga keseimbangan sintesa dan pemecahan protein.

Kondisi-kondisi kronis, seperti kanker, luka yang tidak bisa disembuhkan, HIV/AIDS, penyakit obstruksi kronik pada paru, gagal jantung kongestif juga memiliki kaitan dengan penurunan LBM.

Menjaga Lean Body Mass terbukti ampuh pada 12 Penyakit dan luka, pada pasien yang berusia muda dan sehat saja, tidak melakukan apa-apa (bed rest) dapat menyebabkan turunnya massa otot kaki sebanyak 2-3%. Dengan adanya penyakit dan cedera, maka penurunan LBM meningkat 10%, dan angka ini semakin tinggi pada orang usia lanjut.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…