Pefindo Tegaskan Peringkat A+ Summarecon

NERACA

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ untuk PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dan obligasi yang beredar. Pefindo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyatakan bahwa peringkat tersebut mencerminkan kuatnya posisi bisnis Summarecon di industri properti, dengan kualitas aset dan pendapatan berulang atau recurring income yang baik.

Kendati demikian peringkat tersebut dibatasi oleh risiko proyek di wilayah baru dan paparan terhadap kondisi makroekonomi. Pefindo menyatakan, peringkat dapat naik jika SMRA mampu mempertahankan kinerja marketing sales dan pendapatan berulang lebih kuat.  Sehingga memberikan visibilitas pendapatan yang lebih kuat, diikuti dengan profil keuangan yang lebih baik. 

Di sisi lain, peringkat SMRA bisa saja turun apabila perseroan meraih marketing sales lebih rendah secara signifikan serta melambatnya progres konstruksi dari perkiraan, yang akhirnya mengakibatkan kinerja pendapatan jauh di bawah target. Peringkat juga mungkin berada di bawah tekanan jika perusahaan menambah utang secara signifikan lebih tinggi dari yang diproyeksikan, sehingga mengakibatkan profil keuangan menjadi lebih agresif.

Emiten properti ini mempunyai tiga divisi, yakni pengembangan properti, properti investasi dan rekreasi serta hospitality. Proyek properti SMRA utamanya berada di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, hingga Makassar.  Per akhir 31 Desember 2023, pemegang saham SMRA adalah PT Semarop Agung yang menggenggam kepemilikan 33,83% saham, Harto Djojo Nagaria dengan persentase 0,13%, Liliawati Rahardjo sebanyak 1,5%, dan sisinya digenggam publik. 

Sepanjang tahun lalu, SMRA membukukan pendapatan usaha Rp6,65 triliun atau meningkat 16,42% year-on-year (YoY). Capaian pendapatan SMRA ditopang oleh segmen pengembang properti yang mencapai Rp4,04 triliun, naik dari tahun sebelumnya yakni Rp3,52 triliun.  Adapun beban pokok penjualan SMRA ikut meningkat 21,31% YoY menjadi Rp3,29 triliun pada 2023. Alhasil, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp3,35 triliun sepanjang 2023 atau tumbuh 11,99% dibandingkan dengan 2022. 

Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, SMRA mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp765,96 miliar atau meningkat 22,48% YoY. Laba per saham juga ikut naik dari Rp46,4 menjadi Rp37,88

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Literasi Siswa - Perpusnas Kenalkan Program Sepekan Satu Buku

Sebanyak 150 peserta menengah pertama dan atas, guru dan pustakawan mengikuti workshop Sepekan 1 Buku, Kamis, (2/5). Kegiatan sepekan 1…

Pencurian TBS Kelapa Sawit - Bisa Mengganggu Iklim Investasi di Kalteng

Industri kelapa sawit dalam negeri saat ini mulai bangkit usai dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti dampak El Nino bagi produktivitas…

Berdayakan UMKM Perempuan - BCA Syariah Pilih Tiga Peserta Terbaik Program BigSista

Bantu pemberdayaan ekonomi perempuan, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah)  memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas bagi pelaku UMKM. Selama kurun…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berdayakan UMKM Perempuan - BCA Syariah Pilih Tiga Peserta Terbaik Program BigSista

Bantu pemberdayaan ekonomi perempuan, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah)  memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas bagi pelaku UMKM. Selama kurun…

Dorong Pertumbuhan Bisnis - Mitrabara Adiperdana Siapkan Belanja Modal US$11,50 Juta

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) menganggarkan belanja modal dan investasi tahun ini sebesar US$ 57,84 juta atau…

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menyatakan tidak ada dana nasabah yang hilang di perseroan. Hal itu menjawab…