Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4%

 

Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4%
NERACA
Jakarta - PT Barito Renewables Tbk (BREN) membukukan kenaikan pendapatan sebesar 4,4 persen menjadi US$594,9 juta pada 2023. Kenaikan pendapatan tersebut didorong peningkatan kapasitas listrik geothermal sebesar 3,4% dan penyesuaian tarif yang lebih tinggi di unit Salak, Darajat, dan Wayang Windu. Kemudian laba bersih perseroan tahun lalu, sebesar US$145,3 juta.
Direktur Utama BREN, Hendra Soetjipto Tan mengatakan, sejak 2023 perseroan mendiversifikasi portofolio energi terbarukan di luar geothermal melalui akuisisi aset pembangit listrik tenaga bayu/angin (PLTB) dengan potensi kapasitas yang besar. "Hal ini semakin menegaskan dedikasi kami yang teguh dalam membantu transisi Indonesia ke sumber energi yang lebih bersih," papar Hendra dalam keterangannya, Selasa (19/3). 
Menurutnya, dengan disiplin biaya yang kuat telah membuka jalan bagi pertumbuhan EBITDA tahun 2023 sebesar 6,1% (YoY) menjadi rekor tertinggi sebesar US$501,9 juta. Hal ini menyebabkan meningkatnya margin EBITDA menjadi 84% dibandingkan dengan 83% pada tahun sebelumnya. "Komitmen kami untuk menjaga keunggulan operasional sepenuhnya tercermin dalam realisasi capacity factor, yang tetap berada di atas 90% sepanjang tahun 2023 dan memperkuat posisi kuat geothermal sebagai energi terbarukan dengan energi baseload yang dapat diandalkan," paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, perseroan ke depan akan berada di jalur yang sesuai dan tepat dalam rencana ekspansi untuk mengoperasikan kapasitas sebesar 1.300 MW pada tahun 2028. "Kondisi tersebut akan dicapai melalui pengembangan unit-unit baru di area operasi geothermal kami yang sudah ada dan pengembangan kawasan greenfield di bidang energi geothermal maupun tenaga angin," ujarnya.

 

 

NERACA

Jakarta - PT Barito Renewables Tbk (BREN) membukukan kenaikan pendapatan sebesar 4,4 persen menjadi US$594,9 juta pada 2023. Kenaikan pendapatan tersebut didorong peningkatan kapasitas listrik geothermal sebesar 3,4% dan penyesuaian tarif yang lebih tinggi di unit Salak, Darajat, dan Wayang Windu. Kemudian laba bersih perseroan tahun lalu, sebesar US$145,3 juta.

Direktur Utama BREN, Hendra Soetjipto Tan mengatakan, sejak 2023 perseroan mendiversifikasi portofolio energi terbarukan di luar geothermal melalui akuisisi aset pembangit listrik tenaga bayu/angin (PLTB) dengan potensi kapasitas yang besar. "Hal ini semakin menegaskan dedikasi kami yang teguh dalam membantu transisi Indonesia ke sumber energi yang lebih bersih," papar Hendra dalam keterangannya, Selasa (19/3). 

Menurutnya, dengan disiplin biaya yang kuat telah membuka jalan bagi pertumbuhan EBITDA tahun 2023 sebesar 6,1% (YoY) menjadi rekor tertinggi sebesar US$501,9 juta. Hal ini menyebabkan meningkatnya margin EBITDA menjadi 84% dibandingkan dengan 83% pada tahun sebelumnya. "Komitmen kami untuk menjaga keunggulan operasional sepenuhnya tercermin dalam realisasi capacity factor, yang tetap berada di atas 90% sepanjang tahun 2023 dan memperkuat posisi kuat geothermal sebagai energi terbarukan dengan energi baseload yang dapat diandalkan," paparnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, perseroan ke depan akan berada di jalur yang sesuai dan tepat dalam rencana ekspansi untuk mengoperasikan kapasitas sebesar 1.300 MW pada tahun 2028. "Kondisi tersebut akan dicapai melalui pengembangan unit-unit baru di area operasi geothermal kami yang sudah ada dan pengembangan kawasan greenfield di bidang energi geothermal maupun tenaga angin," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Penyuluh CSA Kebumen & Purworejo Dukung Kementan Tingkatkan Indeks Pertanaman

NERACA Kebumen - Teknologi hemat air dari paket teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] yang dikuasai penyuluh CSA layak…

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Penyuluh CSA Kebumen & Purworejo Dukung Kementan Tingkatkan Indeks Pertanaman

NERACA Kebumen - Teknologi hemat air dari paket teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] yang dikuasai penyuluh CSA layak…

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…