Pemberlakuan sistem single operation KRL mulai 1 April 2011, yang menghapuskan semua jenis KRL Ekspres termasuk KRL Pakuan dan KRL Bekasi Ekspres, sehingga semua kereta jenis KRL akan berhenti di setiap stasiun, menurut hemat kami, sangat tidak rasional dan merugikan konsumen.
Pasalnya, selama ini pengguna jasa KRL Ekspres merasa tertolong dengan kecepatan waktu tempuh yang lebih cepat dengan harga yang terjangkau, dan wajar jika lebih mahal dari KRL AC Ekonomi. Artinya, manajemen PT KCJ seharusnya memperbaiki sistem perjalanan agar jadwal bisa dipatuhi dengan tepat.
Bukan mengacak-acak operasional KRL Ekspres yang sejauh ini dari sisi finansial tidak merugikan manajemen PT KCJ. Ini terbukti dari penuhnya penumpang pada jam sibuk setiap hari, dan PT KCJ sejatinya menghargai kebebasan penumpang untuk memilih jenis KRL yang dinaikinya.
Terus terang kami keberatan dengan pemberlakuan sistem single operation ini, karena sudah memangkas hak konsumen dalam menentukan pilihan sarana perjalanan menggunakan transportasi publik yang dikelola negara.
Yanto Budiman
Email: yantob36@yahoo.com
Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…
Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…
Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…
Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…
Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…
Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…