PRJ Ajang Promosi dari Masa ke Masa - Transaksi pada 2012 Diharapkan Rp 4 Triliun

Memasuki bulan Juni, warga DKI Jakarta bergembira. Kenapa? Karena mereka dijamu dengan  hiburan satu bulan penuh berkaitan dengan HUT Ibukota. Pada 22 Juni mendatang, DKI Jakarta memperingati ulang tahunnya yang ke-485. Memang perhelatan akbar tahun itu dimeriahkan dengan Pekan Raya Jakarta atau biasa disebut Jakarta Fair.

 NERACA

 Hari ulang tahun DKI diambil dari saat pergantian nama pelabuhan Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (1527), yaitu saat Fatahillah menaklukkan kerajaan Sunda dengan pelabuhannya yang terkenal pelabuhan Sunda Kelapa. Momentum perubahan nama menjadi Jayakarta itulah yang dipakai sebagai hari ulang tahun Jakarta.

Kalau mengamati sejarah Pekan Raya Jakarta, Jakarta Fair yang pada awalnya disebut DF, singkatan dari Djakarta Fair dalam ejaan lama. Perhelatan itu digagas oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Syamsuddin Mangan pada 1968.

Gagasan Haji Mangan itu beranjak dari pengalamannya ke berbagai negara yang mempunyai daya tarik masing-masing karena mempunyai semacam pasar malam. Oleh Haji Mangan gagasan itu disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Ali Sadikin. Gagasan Haji Mangan itu disambut hangat oleh Ali Sadikin.

Ali Sadikin memberi tempat  bagi penyelenggaraan Jakarta Fair itu di Lapangan Gambir, yang berada di sekitar Tugu Monas.

Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas 5 Juni hingga 20 Juli 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos. PRJ pertama ini disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (ejaan lama). Lambat laun ejaan tersebut berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.

Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Pemerintah DKI yang kala itu dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada 1967. Gagasan atau ide ini, karena Pemerintah DKI waktu itu ingin membuat suatu pameran besar yang terpusat dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Pasar Malam Gambir

Pemerintah DKI waktu itu juga ingin menyatukan berbagai “pasar malam” yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta . Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlangsung di bekas Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim sebagai “Pameran Terbesar” ini.

Menurut sejarah, tahun 1945 di lapangan Ikada ini pernah berkumpul 300.000 orang atau massa dari berbagai wilayah Jakarta dan tetangganya seperti Tangerang dan Bekasi untuk menentang pemerintah Jepang.

Terinspirasi oleh Pasar Malam Gambir yang dari dulunya sudah ramai dikunjungi, Pemerintah DKI ingin membuat gebrakan dengan langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Agar lebih resmi, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) no. 8 tahun 1968 yang antara lain menetapkan bahwa PRJ akan menjadi agenda tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap 22 Juni.

Sebuah yayasan yang diberikan nama Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta juga dibentuk sebagai badan pengelola PRJ. Sesuai Perda No. 8/1968 tersebut tugas yayasan ini bukan hanya menyelenggarakan PRJ saja tetapi juga sebagai penyelenggara Arena promosi dan Hiburan Jakarta (APHJ) yang dijadwalkan berlangsung sepanjang tahun.

Syamsudin Mangan, Ketua Kadin Indonesia ketika itu dinilai berjasa dalam menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang mengubah wajah Pasar Malam Gambir yang kemudian terkenal dengan Djakarta Fair yang “bermutasi” menjadi Jakarta Fair atau lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta. Karena kegigihan Syamsuddin Mangan Djakarta Fair mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sayang, sebelum melihat ide dan gagasannya terwujud Syamsuddin Mangan dipanggil Yang Maha Kuasa.

PRJ 1968 atau DF 68 berlangsung mulus dan boleh dikatakan sukses. Mega perhelatan ini mampu menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang.

Dikunjungi Nixon

PRJ 1969 atau DF 69 “memecahkan” rekor penyelenggaran PRJ terlama karena memakan waktu penyelenggaraan 71 hari. PRJ pada umumnya berlangsung 30 – 35 hari. Bahkan Presiden AS pada waktu itu Richard Nixon datang ke Indonesia, sempat mampir ke DF 69.

Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah. Dari sekadar pasar malam, “bermutasi” menjadi ajang pameran modern yang menampilkan berbagai produk.

Jakarta Fair sempat diadakan selama 23 tahun di Monas. Karena lahan yang tersedia dinilai sudah tidak mencukupi lagi, maka pameran akbar itu dipindahkan ke bekas Bandara Kemayoran. Areal yang dipakai juga bertambah.  Dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas, semenjak 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menempati areal seluas 44 hektare.

Target Rp 4 Triliun

Jakarta Fair kini tidak lagi hanya menjadi ajang tingkat daerah provinsi. Bahkan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan akan membuka Pekan Raya Jakarta (PRJ) ke-45 yang berlangsung mulai 14 Juni hingga 15 Juli 2012.

"Kegiatan dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Ke-485 Kota Jakarta itu akan diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono," ujar Managing Editor PT Jakarta International Expo Prajna Murdaya dalam jumpa pers di Arena PRJ Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/6).

Pekan Raya Jakarta (PRJ) pada tahun ini, kata dia, mengambil tema "Majulah Jakarta" dan subtema "Dengan Majunya Jakarta Kita, maka Akan Maju Pula Seluruh Wilayah Indonesia".

Dalam pameran rutin yang dihelat di Ibu Kota Indonesia ini akan diikuti sebanyak 2.650 perusahaan. Adapun target pengunjung, lebih dari 4,5 juta orang dengan target transaksi lebih dari Rp4 triliun.

Target pengunjung tersebut, kata Prajna, pada penyelenggaraan PRJ 2011 tercatat sebanyak 4,1 juta orang dengan jumlah transaksi sebesar Rp3,7 triliun. (agus/dbs)

"Berdasarkan data pengunjung dan transaksi yang meningkat setiap tahun, menunjukkan bahwa Jakarta Fair telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan demikian, Kota Jakarta memiliki potensi ekonomi yang sangat besar," tuturnya.

Aneka ragam produk yang akan dipamerkan, kata dia, antara lain produk hasil industri kecil, menengah, dan koperasi.

"Ada pula beraneka ragam produk industri besar, di antaranya otomotif, komputer, elektronik, dan furnitur," katanya menjelaskan.

Prajna mengatakan bahwa pihak penyelenggara Jakarta Fair tidak akan menaikkan harga tiket masuk bagi pengunjung pada tahun 2012.

"Kami akan terus meningkatkan pelayanan dan keamanan di areal PRJ sehingga pengunjung bisa aman dan nyaman," katanya.

 

Sediakan Shuttle bus


PT Jakarta International Expo menyediakan enam shuttle bus gratis  yang akan mengantar warga Jakarta yang ingin datang ke Pekan Raya  Jakarta yang dimulai Kamis (14/6) mendatang.

Shuttle bus mengangkut warga Jakarta dari lapangan IRTI  Monas menuju Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat.
 
General Manager Jakarta International Manager, Oki Setiawan, mengatakan  bahwa pelayanan shuttle bus pada tahun ini akan disediakan lebih banyak  dibandingkan tahun lalu. Hal ini mengingat animo warga Jakarta cukup  tinggi dengan fasilitas bus pengumpan ini.
 
"Warga Jakarta ini minatnya cukup tinggi juga. Oleh karena itu, kami  teruskan lagi fasilitas transportasi ini," kata Oki, saat jumpa pers  Jakarta Fair di Jakarta International Expo, Jakarta, Jumat (8/6).
 
Empat armada disediakan dari Senin-Jumat, dan  enam armada pada Sabtu dan Minggu.
 
Untuk jam operasional pemberangkatan, setiap shuttle bus akan berangkat  pada 30 menit sebelum acara dimulai dan 30 menit usai acara berakhir,  setiap harinya.
 
"Shuttle bus berangkat setiap 30 menit sekali, penuh atau tidak  penuh bis tersebut. Pokoknya muter terus, berhentinya hanya untuk  loading dan unloading," tandasnya. (agus/dbs)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…