Toba Bara Optimis Produksi Batu Bara 7,6 Juta Ton di 2012 - Mayoritas Capex Untuk Eksplorasi

NERACA

Jakarta - PT Toba Bara Sejahtra Tbk, anak usaha PT Toba Sejahtra yang bergerak di sektor tambang di Kalimantan Timur, mengincar produksi batu bara hingga 7,6 juta ton hingga akhir tahun ini. Meningkat sebesar 45,59% dari produksi perseroan tahun lalu yang sebanyak 5,22 juta ton.

Direktur Keuangan Toba Bara Sejahtra, Pandu Sjahrir mengatakan, pihaknya menargetkan peningkatan produksi hampir separuhnya dari tahun lalu di tahun ini. Untuk mencapai target itu, maka perseroan bakal menggenjot produksi tiga anak usahanya, yakni PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM), dan PT Trinesa Mineral Utama (TMU).

"ABN berkontribusi dua pertiga dari produksi dan IM sepertiganya. Sementara TMU diharapkan bisa berkontribusi lima persen di tahun ini," ujar Pandu di Jakarta, Senin (11/6). Dia mengungkapkan, saat ini ketiga anak usaha perseroan memiliki konsesi di beberapa wilayah di Kalimantan Timur seperti Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Loa Janan, dan Muara Jawa.

PT Adimira Baratama Nusantara adalah salah satunya memiliki lahan seluas 2.990 hektar dengan estimasi sumberdaya batu bara sebesar 156 juta ton. Sementara IM yang memulai produksi pada 2007 lalu memiliki luas lahan 693 hektar memiliki estimasi sumberdaya batu bara 37 juta ton.

Sedangkan TMU yang beroperasi Oktober 2011, memiliki luas lahan 3.414 hektar dengan estimasi sumberdaya batu bara sebesar 43 juta ton. Jadi, total sumberdaya perseroan saat ini mencapai 236 juta ton. Sebagai informasi, tahun lalu ABN 3,8 juta ton, IM 1,4 juta ton, dan TMU hanya berproduksi 40 ribu ton.

Ekspor Asia Timur

“Tahun ini kami harap TMU bisa produksi hingga 500 ribu ton," tambahnya. Untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) 2012, Toba Bara menganggarkan sebesar Rp270 miliar. Anggaran tersebut separuhnya atau sebesar Rp135 miliar akan digunakan untuk eksplorasi dan meningkatkan produksi perseroan.

Tak hanya itu saja. Pandu juga menjelaskan bahwa belanja modal dipakai untuk pembebasan lahan serta pengeboran di daerah-daerah. Hal tersebut dilakukan karena porsi pengeboran di daerah baru mencapai 50%. Oleh karena itu, dirinya berharap, seiring dengan naiknya produksi, harga penjualan batu bara dunia tetap stabil di angka US$94 per ton.

Sementara total volume penjualan diprediksi tidak terlalu jauh dari produksi yang dihasilkan. Saat ini, seluruh produksi perseroan diarahkan ke ekspor yang meliputi negara-negara seperti China, Korea, Malaysia, dan Taiwan.

Terpengaruh bea keluar
Pada 2011, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih Rp1,04 triliun atau melonjak 100% dari sebelumnya yang hanya Rp518,76 miliar. Total produksi batu bara perseroan mencapai 5,22 juta ton di tahun lalu, atau naik 33% dari tahun sebelumnya, yaitu 3,92 juta ton.

Sementara itu, Direktur Utama Toba Bara Sejahtra, Justarina Naiborhu menegaskan kalau penerapan aturan bea keluar sebesar 20% atas komoditas batu bara jadi dilakukan pemerintah, maka akan berdampak pada kinerja dan produksi perseroan.

“Sama seperti (perusahaan tambang batu bara) lainnya. Kami pasti terkena dampaknya,” tegas Justarina kepada Neraca, kemarin. Dia juga mengungkapkan bahwa penetapan bea keluar tersebut harus ada regulasi yang jelas. Artinya, harus seimbang dengan playing field.

Kendati demikian, dirinya mengakui Toba Bara masih beruntung karena masih bisa ‘irit’ ongkos. Pasalnya, jarak antara lokasi tambang perseroan dengan pelabuhan cukup dekat, sehingga meminimalisir pengeluaran bahan bakar. “Meski begitu, kami tidak akan merevisi target terkait penerapan bea keluar. Target pencapaian produksi kami tetap di angka 7,6 juta ton tahun ini,” tandas dia. [didi]

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…