Astra Agro Berambisi Jadi Pemain Sawit Dunia

NERACA

Bogor - Perkebunan dan industri kelapa sawit Indonesia yang selama ini dikelola secara konvensional, sudah saatnya berubah dan bergerak nyata menuju modernisasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital jika tidak ingin tergerus dan mati suri seperti halnya perkebunan dan industri teh Indonesia.

Modernisasi dengan memanfaatkan keunggulan teknologi digital sudah dilakukan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di seluruh proses dan tahapan produksinya yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan kinerja perseroan secara terukur, tepat, cepat dan akurat.”Dengan modernisasi yang memanfaatkan keunggulan teknologi digital, kami ingin AALI menjadi pemain sawit kelas dunia ( world class plantation)," kata Presiden Direktur AALI, Santosa di Bogor, Jawa Barat,  kemarin.

Dia mengaku telah melakukan modernisasi pada setiap proses dan tahapan produksi, mulai dari pemuliaan tanaman, pembenihan, penanaman, perawatan kebun, proses panen dan pengangkutan hasil panen sampai ke pabrik.

Santosa mengatakan, perusahaan telah menginvestasikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan melahirkan pekerja setingkat doktoral (Phd) yang mampu melakukan inovasi di bidang pemuliaan tanaman dan perbenihan sehingga dapat menciptakan benih tanaman yang mampu mencapai produktivitas tinggi, tahan penyakit dan mampu beradaptasi dengan lingkungan kebunnya yang tersebar mulai dari Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Selain itu kata dia dengan memanfaatkan keunggulan teknologi digital perusahaan mampu secara akurat dan tepat mengukur seberapa banyak mobil truk yang harus mengirim hasil angkutan panen sawit untuk memenuhi kapasitas setiap pabrik.”Ini penting agar tidak terjadi antrean truk di pabrik dan hasil panen tidak menumpuk, demikian juga sebaliknya tidak terjadi kekurangan pasokan di pabrik, sehingga menghasilkan proses produksi yang efisien dan terukur," katanya.

Dalam hal perawatan kebun sawit, Santosa menjelaskan saat ini manajemen mampu melihat secara langsung semua pekerja kebunnya yang tersebar di luasan 297 ribu hektare, apakah mereka benar-benar bekerja (merawat kebun) atau tidak.”Jadi kami sekarang merasa nyaman membayar (pekerja) dibanding dahulu. Dulu kami bayar mereka, tapi kami tidak yakin apakah mereka benar-benar bekerja.. Dengan teknologi satelit kami bisa pantau mereka dan pekerja pun merasa nyaman bisa berkumpul dengan keluarga secara teratur waktunya,"ujarnya. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…