Enesis Group Genjot Penjualan Antis

 

NERACA

 

Jakarta - Enesis Group melalui unit usahanya PT Herlina Indah yang bergerak pada bisnis produk perawatan pribadi dan kesehatan (nonfood) meraih pertumbuhan penjualan sebesar 22% pada produk hand sanitizer per Oktober 2019. Pencapaian itu melanjutkan tren pertumbuhan yang diperoleh perusahaan pada produk pembersih tangan anti kuman tanpa air dengan brand Antis dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2018 lalu Antis mencatat angka pertumbuhan penjualan sebesar 19%.

 

Group Product Manager Antis, Tegar Baskoro mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan yang signifikan itu tidak lepas dari meningkatnya tingkat kesedaran masyarakat dalam menjaga kebersihan tangan. Namun di luar itu, secara bisnis pertumbuhan tersebut, menurutnya, merupakan buah dari strategi yang dijalankan perusahaan dalam memacu penjualan dengan masuk pada segmen pasar institusi atau business to business (B2B). Sebelumnya, Perseroan hanya menggarap pasar segmen konsumen/ritel.

 

“Hanya dalam tempo kurang dari enam bulan dijalankan, segmen pasar B to B sudah memberikan kontribusi 7-10%,” ungkap Tegar di sela acara Nonton Bareng Antis di film Ratu Ilmu Hitam di Jakarta, Rabu (20/11). Melihat fakta tadi, Herlina Indah pun makin optimistis menggarap pasar ini. Apalagi, menurut Tegar belum ada pemain hand sanitizer dengan brand besar yang menggarap segmen ini. "Pemain di segmen ini memang sudah banyak, tapi belum ada yang punya nama. Umumnya mereka main di produk medik," imbuh Tegar.

 

Disamping itu, Antis juga menyiapkan berbagai macam strategi untuk menggenjot penjualan produk hand sanitizer Antis. Salah satu strategi yang sedang dikerjakan adalah dengan bekerjasama melalui film berjudul Ratu Ilmu Hitam. Chief Marketing & Sales Officer Enesis Group, Ryan Tirta Yudhistira mengatakan dalam film yang diproduksi oleh Rapi Films ini, ditayangkan salah satu scane penggunaan Antis spray oleh Eva, pemeran dalam film tersebut.

 

“Melalui film ini para penonton sebenarnya secara tidak langsung diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan. Maka dari itu saya sangat mengapresiasi film Ratu Ilmu Hitam ini,” ujarnya. Dia mengungkapkan, sekarang ini ada satu fenomena di masyarakat yang menurutnya menarik, yaitu tentang Mysophobia.

 

Mysophobia merupakan ketakutan berlebihan dan tidak masuk akal terhadap kontaminasi bakteri, kotoran, debu, kuman, dan risiko infeksi penyakit. “Mysphobia juga dikenal dengan fobia kuman atau fobia kotor. Dan di sini, bisa terlihat jelas ada lho orang-orang yang memiliki mysophobia ini dan real ada di masyarakat. Di film ini Antis hadir untuk mereka yang Mysophobia atau yang tidak," katanya.

 

BERITA TERKAIT

KKP Maksimalkan Serapan Hasil Tangkapan Nelayan Aceh

NERACA Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya memaksimalkan penyerapan ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Lampulo, Aceh…

Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi

HL6-2   NERACA Jakarta – Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek),…

Kemendes Imbau Pemda Tuntaskan Target RPJMN 2020-2024

    NERACA Jakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ( Kemendes PDTT) mengimbau pemerintah daerah (pemda) agar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

KKP Maksimalkan Serapan Hasil Tangkapan Nelayan Aceh

NERACA Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya memaksimalkan penyerapan ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Lampulo, Aceh…

Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi

HL6-2   NERACA Jakarta – Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek),…

Kemendes Imbau Pemda Tuntaskan Target RPJMN 2020-2024

    NERACA Jakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ( Kemendes PDTT) mengimbau pemerintah daerah (pemda) agar…