Perlu Doktrin Penguatan Ideologi Pancasila dengan Cara Kekinian

Perlu Doktrin Penguatan Ideologi Pancasila dengan Cara Kekinian  

NERACA

Batu-Malang - Direktur Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo mengatakan perlu ada doktrin penguatan ideologi Pancasila kepada masyarakat dengan cara kekinian.

"Salah satu pertimbangan membentuk BPIP, untuk membina ideologi, Kita harus diajarkan doktrin, cuma harus dilakukan mendoktrinkan dengan cara kekinian," kata Aris saat pidato dalam sosialisasi nilai-nilai Pancasila dengan tema "Pemanfaatan internet dalam penyebaran nilai-nilai Pancasila bagi perangkat desa" di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Selasa (12/11).

Aris mengakui sejak masa reformasi ajaran ideologi Pancasila mulai sedikit ditinggalkan dalam mata pelajaran di sekolah dan instansi.

“Munculnya gesekan masyarakat karena gelaran pemilu langsung, baik Pilkada maupun Pilpres dan gesekan antarmasyarakat lainnya menyadarkan untuk perlu diajarkan kembali ideologi Pancasila di sekolah,” kata Aris.

Dia juga mengungkapkan bahwa di negara maju di Amerika Serikat dan Jepang masih melakukan doktrin nasionalisme ke masyarakatnya.

Kemudian Direktur sosialisasi BPIP ini juga mencontohkan doktrin AS dengan film Rambo yang menggambarkan bahwa negaranya selalu menang perang dengan orang lain hanya dengan satu orang prajurit.

Jepang juga melakukan doktrin dengan film kartun "Tsubasa" untuk mendorong masyarakat mencintai sepakbola, sehingga saat ini Jepang yang dulunya tidak diperhitungkan, kini olahraga terpopuler dunia ini membuat "Negara Matahari Terbit" ini selalu lolos piala dunia.

Aris mengakui bahwa negara maju sudah melibatkan seluruh elemen masyarakat dan menggunakan cara-cara kekinian seperti pendekatan budaya dalam melakukan doktrin ke masyarakatnya."Tapi kalau kita yang diperhatikan hanya pendekatan melalui jalur formal, lewat pendidikan, sementara jalur budaya belum dimaksimalkan," kata dia kepada wartawan usai memberikan sambutan sosialisasi.

Dia mengatakan, selain jalur pendidikan untuk menerapkan kembali mata pelajaran Pancasila di sekolah-sekolah, BPIP sedang menyiapkan melalui jalur budaya."Ternyata jalur budaya tak kalah efektif seperti jalur pendidikan. Seperti penyebaran agama Islam di Indonesia yang menggunakan budaya seperti wayang oleh wali songo," kata dia.

Selain pendekatan melalui budaya, kata Aris, pihaknya juga akan menggunakan pendekatan melalui penguatan komunitas, jalur media sosial komunikasi dan jaringan kelompok masyarakat, juga bisa melalui film.

"Selain itu bisa melalui kuliner dengan menanamkan nilai-nilai budaya di dalamnya. Dan melakukan kegiatan secara damai," kata dia. Ant

 

BERITA TERKAIT

Remaja Mesti Produktif untuk Tuai Bonus Demografi

NERACA Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo menyebut bahwa remaja, khususnya para Generasi…

Kepercayaan Jadi Landasan Literasi Keagamaan

NERACA Surabaya - Direktur Institut Leimena Matius Ho mengatakan, kepercayaan menjadi landasan dalam pelaksanaan literasi keagamaan di Indonesia yang memiliki…

Pendidikan Antiintoleransi-Perundungan Lahirkan Manusia Unggul

NERACA Jakarta - Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Muhammad Abdullah Darraz, mengatakan bahwa kualitas pendidikan anti-intoleransi, kekerasan hingga…

BERITA LAINNYA DI

Remaja Mesti Produktif untuk Tuai Bonus Demografi

NERACA Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo menyebut bahwa remaja, khususnya para Generasi…

Kepercayaan Jadi Landasan Literasi Keagamaan

NERACA Surabaya - Direktur Institut Leimena Matius Ho mengatakan, kepercayaan menjadi landasan dalam pelaksanaan literasi keagamaan di Indonesia yang memiliki…

Pendidikan Antiintoleransi-Perundungan Lahirkan Manusia Unggul

NERACA Jakarta - Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Muhammad Abdullah Darraz, mengatakan bahwa kualitas pendidikan anti-intoleransi, kekerasan hingga…