Industri Mobil Listrik Butuh Kesiapan Produsen dan Konsumen

NERACA

Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan, industri otomotif di Indonesia terlihat semakin berkembang seiring dengan peningkatan perekonomian, khususnya di kota-kota besar. Ini juga tercermin dari tumbuhnya kemampuan masyarakat untuk membeli mobil. 

“Industri otomotif juga dinilai sebagai sektor yang dinamis dalam banyak hal, seperti teknologinya, modelnya, harganya, dan juga cara pemakaiannya terus berkembang. Yang sekarang sedang berkembang, yaitu mobil listrik. Ini dibutuhkan kesiapan dari produsen dan masyarakatnya,” ujarnya dalam pembukaan GIIAS 2019, seperti disalin dari siaran resmi Kementerian Perindustrian.

Oleh karena itu, pemerintah terus mendukung pengembangan industri otomotif, baik itu dalam menerbitkan regulasi maupun mendorong tumbuhnya sektor hulu seperti industri baja. “Berikutnya, dalam upaya meningkatkan ekspor, selain melalui kerja sama yang terus ditingkatkan, pembangunan infrastruktur juga penting seperti Pelabuhan Patimban yang akan menyediakan car terminal yang ukurannya cukup besar,” imbuhnya

Wapres mengakui industri otomotif memiliki efek berganda yang luas terhadap perekonomian, mulai dari tumbuhnya industri penunjang dan penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak. “Jadi, melalui pameran GIIAS ini membuktikan bahwa indikasi kemajuan suatu negara juga diukur dari perkembangan industri otmotif,” tandasnya.

Dalam laporannya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan apresiasi kepada Gaikindo atas terselenggaranya GIIAS 2019 yang dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tahun ini, pameran diselenggarakan di empat kota, yaitu Surabaya (29 Maret-7 April 2019), Tangerang (18-28 Juli 2019), Makassar (4-8 September 2019), dan Medan (23-27 Oktober 2019).

GIIAS 2019 mengangkat tema “Future in Motion” yang diartikan sebagai sebuah gerakan gelombang pengaruh teknologi, kendaraan listrik, otonom, dan digital. Semangat “Future in Motion” akan hadir di GIIAS 2019 lewat berbagai teknologi kendaraan terkini dan berbagai program yang akan mengangkat otomotif dari sisi menarik.

“GIIAS adalah sebuah ajang otomotif berskala internasional yang merupakan bagian dari rangkaian pameran otomotif dunia di bawah naungan Organisation Internationale des Constructeurs d'Automobiles (OICA), setara dengan Tokyo Motor Show, Paris Motor Show, Frankfurt Auto Show, maupun Geneve Motor Show,” papar Airlangga. Oleh karena itu, GIIAS menjadi jendela industri otomotif Indonesia dalam menunjukkan kemampuannya kepada dunia internasional.

Selain itu, GIIAS diharapkan pula menjadi ajang yang paling tepat bagi Agen Pemegang Merek (APM) dari industri otomotif di Indonesia untuk meluncurkan dan memperkenalkan kendaraan serta teknologi terkininya. Sepanjang pelaksanaannya, GIIAS telah menjadi tuan rumah bagi lebih dari 100 peluncuran produk, yang enam di antaranya adalah world premiere.

GIIAS juga menjadi pilihan APM untuk menghadirkan lebih dari 40 mobil konsep untuk diperkenalkan kepada pengunjung. “Terpilihnya Indonesia lewat GIIAS menjadi lokasi peluncuran perdana produk kendaraan di dunia yang merupakan sebuah kebanggaan dan memiliki arti bahwa industri otomotif Indonesia memiliki potensi yang sangat besar,” tandasnya.

Pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 Tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak Dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan. Perubahan ini didasarkan upaya pemerintah untuk mendorong investasi pada industri padat karya, keterlibatan industri dalam penyiapan SDM yang berkualitas, dan industri melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan.

Berdasarkan peraturan tersebut, Pemerintah memberikan insentif pajak sebesar pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% dari jumlah biaya yang dikeluarkan industri dalam menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam rangka peningkatan SDM berbasis kompetensi tertentu. Selain itu pemerintah juga memberikan insentif serupa dengan nilai maksimal 300% dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia.

“Melalui upaya-upaya tersebut, kami meyakini akan menjadi daya tarik bagi industri yang berbasis inovasi, sehingga akan memberikan efek positif bagi industri kita, termasuk memotivasi industri untuk terus mengembangkan nilai ekspor Indonesia, serta menjadikan Indonesia sebagai basis produksinya,” ujar Airlangga.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…