Bulog Dilematis Jaga Ketahanan Pangan

Bulog  Dilematis Jaga Ketahanan Pangan  

 Jakarta---Perum Bulog  dalam melaksanakan tugasnya mengaku berada pada posisi dilematis, terutama menjaga ketahanan pangan. Namun demikian politisi DPR tak mau tahu dan bahkan  terus menekan Bulog agar tak impor beras lagi. “Kami menyadari pendirian Bulog ini setelah LoI, kaki kiri dipegang, kaki kanan disuruh melangkah. Ini jadi hambatan. Kalau berubah, seperti kejayaan masa lalu,” kata Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoesa dalam rapat kerja dengan Komis IV DPR, 10/3.

 Diakui Sutarto, Bulog bukan perusahaan umum yang bergerak di bidang bisnis. Oleh karena itu pihaknya terus melakukan kajian internal untuk kreatif dalam menyerap beras petani. “Kita sudah adakan evaluasi internal termasuk Bulog harus inovasi dan punya nyali dan lain sebagainya,” terangnya.

 Namun demikian, kata Sutarto lagi, kreatifitas sebagai Perum tentunya memiliki konsekuensi. Karena itu tidak bisa sebebas perseroan yang orientasinya profit. “Masalahnya Bulog ini,  kalau mau bergerak “bebas”, pasti ada konsekuensi hukum," tambahnya.

 Yang jelas dalam rapat kerja tadi, sejumlah anggota komisi IV DPR melakukan “tekanan” secara politis kepada Bulog agar tak melakukan impor beras lagi. Bahkan kalangan DPR mengancam akan menahan anggaran Bulog di 2012, terkait langkah  impor beras.

 Anggota Komisi IV DPR F-PG, Siswono Yudho Husodo menilai Direktur Utama Bulog yang mantan pejabat pemerintah departemen pertanian ternyata tak memiliki terobosan  kebijakan. "Bapak itu Dirut Perum Bulog yang berasal dari Dirjen Tanaman Pangan. Saya ingin Bapak memberikan warna dalam kebijakan.

 Mantan Ketua umum HKTI ini mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah, terutama Kemendag yang membebaskan impor beras menjadi nol persen. “Saya alergi dengan bila kebijakan diwarnai oleh Menteri Perdagangan saat ini. Seluruh bea masuk nol persen," tegasnya.

Mantan Menteri Perumahan, era Soeharto ini merujuk para spekulan beras yang memainkan pasar dengan mengelola penjualan. “Lihat spekulan itu, membeli beras dari pasar kemudian menjualnya dengan cara biasa. Ini soal manajemen stok. Tidak boleh impor beras,” paparnya.

 Semetara itu anggota komisi IV Bahrum Daido mengatakan pesimis terhadap Bulog. Karena selama ini Bulog hanya pelaksana saja. " Menteri Pertanian pesimis pada Bulog. Bapak malah berhubungan dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan," katanya. **cahyo

 

BERITA TERKAIT

Berkarya di Ruang Digital yang Sesuai dengan Budaya Bangsa

Berkarya di Ruang Digital yang Sesuai dengan Budaya Bangsa  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia,…

Percepat Pembangunan Desa, SBI Raih 3 Penghargaan dari Kementerian Desa PDTT

Percepat Pembangunan Desa, SBI Raih 3 Penghargaan dari Kementerian Desa PDTT  NERACA Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG)…

Bantu Ciptakan Masyarakat Unggul - Kemendes PDTT Beri Bantuan 10 Perpustakaan Desa di Lombok

Sebanyak 10 perpustakaan desa dan 5 taman baca masyarakat di Kabupaten Lombok Utara (KLU) menerima bantuan buku bermutu dari Perpustakaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Berkarya di Ruang Digital yang Sesuai dengan Budaya Bangsa

Berkarya di Ruang Digital yang Sesuai dengan Budaya Bangsa  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia,…

Percepat Pembangunan Desa, SBI Raih 3 Penghargaan dari Kementerian Desa PDTT

Percepat Pembangunan Desa, SBI Raih 3 Penghargaan dari Kementerian Desa PDTT  NERACA Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG)…

Bantu Ciptakan Masyarakat Unggul - Kemendes PDTT Beri Bantuan 10 Perpustakaan Desa di Lombok

Sebanyak 10 perpustakaan desa dan 5 taman baca masyarakat di Kabupaten Lombok Utara (KLU) menerima bantuan buku bermutu dari Perpustakaan…