Potensi Risiko Gagal Bayar - BEI Minta Klarifikasi Manajamen Jababeka

NERACA

Jakarta –Pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan belum mengambil sikap terkait risiko besar PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang tidak mampu untuk melaksanakan kewajiban terhadap para pemegang notes dalam waktu dekat. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan jika benar terjadi default, bursa meminta klarifikasi kepada emiten yang bersangkutan. "Jika terjadi peristiwa yang BEI anggap bisa mempengaruhi persepektif investor, tentunya harus dilihat dari sisi materialistisnya secara umum," kata Nyoman di Jakarta, Senin (8/7).

Jadi menurut Nyoman, BEI meminta penjelasan dan tentunya harus ada ada klarifikasi. Nyoman bilang memberikan kesempatan untuk mengklarifikasi kebenaran beritanya baru dibahas ke susbtansi bagaimana penyelesaiannya. Nyoman menjelaskan BEI akan segera melakukan follow up untuk meminta keterangan lebih lanjut. Emiten juga harus responsif sehingga publik bisa mencerna informasi secara merata.

Tapi, Nyoman tidak mau menjelaskan lebih lanjut mengenai indikasi terganggunya cashflow KIJA. Menurutnya, baiknya BEI harus memiliki data yang lebih komprehensif dan mendengar penjelasan dari KIJA terkait transaksi tersebut. Sebelumnya, Corporate Secretary Kawasan Industri Jababeka T. Budianto Liman menyampaikan, perseroan memiliki risiko besar tidak mampu untuk melaksanakan kewajiban terhadap para pemegang notes dalam waktu dekat.

Notes yang dimaksud ialah surat utang global yang diterbitkan oleh anak perusahaan KIJA, Jababeka International B.V dengan nilai pokok US$300 juta. Berdasarkan syarat dan kondisi notes tersebut, perseroan atau Jababeka International B.V. berkewajiban untuk memberikan penawaran pembelian kepada para pemegang notes dengan harga pembelian sebesar 101% dari nilai pokok US$300 juta ditambah kewajiban bunga.

Dalam hal tersebut, apabila perseroan tidak mampu melaksanakan penawaran pembelian tersebut, maka perseroan atau Jababeka International B.V. akan berada dalam keadaan lalai atau default. Keadaan lalai atau default tersebut mengakibatkan perseroan atau anak-anak perusahaan perseroan lainnya menjadi dalam keadaan lalai atau default pula terhadap masing-masing kreditur mereka lainnya.

KIJA sendiri menyampaikan bahwa dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan yang digelar pada 26 Juni 2019, telah terjadi perubahan susunan direksi dan komisaris perseroan. Dalam RUPSPT itu, Sugiharto diangkat sebagai Direktur Utama dan Aries Liman sebagai Komisaris Kawasan Industri Jababeka. Pengangkatan dua orang tersebut merupakan usulan dari PT Imakotama Investido dan Islamic Development Bank yang masing-masing menggenggam saham KIJA sebanyak 6,37% dan 10,84%.”Hal itu telah disetujui dalam RUPS dengan jumlah suara setuju sebesar 52,117%, dapat dilihat sebagai telah terjadi acting in concert dan adanya perubahan pengendalian berdasarkan syarat dan kondisi notes yang telah diterbitkan perseroan," tulis Manajemen KIJA.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…