Genjot Pertumbuhan Bisnis - MITI Garap Tambang Granit di Lampung

NERACA

Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi, PT Mitra Investindo Tbk (MITI) menawarkan jasa konstruksi dengan pemilik Ijin Usaha Pertambangan (IUP) tambang granit di Lampung dan Jawa Barat. “Saat ini, perseroan tengah melakukan perundingan terkait dengan bagi hasil dari produksi tambang granit,” kata Direktur Independen MITI, Diah Pertiwi Gandhi di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, perseroan berharap perundingan dengan pihak pemilik IUP tambang granit itu akan mencapai kata sepakat pada kuartal III 2019.  Tapi terkait persentase bagi hasil belum diungkap lebih jauh. Dirinya menambahkan, perundingan tersebut hampir mencapai kata sepakat dan jika tercapai maka segera berproduksi pada kuartal III 2019.“Pada tahap awal diharapkan berproduksi 10 ribu ton per bulan,” kata dia.

Dia menjelaskan, dengan berproduksi tambang granit tersebut maka menbuka peluang untuk membukukan pendapatan mulai kuartal III 2019. Untuk diketahui, MITI tidak menbukukan pendapatan setelah  PT Pertamina tidak memperpanjang kontrak entitas anak-anak usaha perseroan, yakni; TAC IBN Oil Holdico pada kuartal I 2019. Apalagi,  pada pertengahan Mei 2019, PT Pertamina EP menghentikan kerjasama operasi dengan PT Benakat Barat Petroeum, sebuah perusahaan migas yang sahamnya dimiliki oleh perseroan sebesar 20%.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal sebesar US$ 3 juta. Presiden Direktur Mitra Investindo, Sugi Handoko pernah bilang, belanja modal tersebut digunakan untuk pengembangan pemboran dan pengelolaan lapangan minyak dan gas (Migas) dengan beberapa operator lapangan di Sumatera dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Papua, serta membuka kembali pertambangan granit di Jawa Barat dan Lampung. “Pengembangan tiga hal itu diharapkan dapat memastikan kelangsungan usaha atau going concern perseroan kedepannya, setelah PT Pertamina tidak memperpanjang kontrak entitas anak-anak usaha perseroan, yakni; TAC IBN Oil Holdico,”ujarnya.

Untuk proyek PLTG, rencananya perseroan akan bekerja sama dengan badan usaha milik daerah (BUMD) dengan kepemilikan 50:50 untuk pengembangan dan pengelolaannya. Saat ini dalam tahap penyelesaian kerja sama dan belum bisa sharing berapa nilai proyeknya. Kemudian untuk proyek mengaktifkan tambang granit di wilayah Lampung dan Jawa Barat, lanjut Sugi, perseroan membidik wilayah dengan tingkat pembangunan infrastruktur yang tinggi sehingga bisa menyerap produksi.

Disampaikannya, dengan berakhirnya kontrak anak usaha TAC IBN Oil Holdico dengan Pertamina, menyebabkan akuntan publik perseroan memberikan opini 'tidak memberikan pendapat' atau disclaimer pada laporan keuangan tahun 2018. Perseroan sendiri menyayangkan kontrak diputus oleh Pertamina sejak November 2018. Asal tahu saja, dalam laporan keuangan 2018, tercatat pendapatan perseroan sebesar Rp53,76 miliar. Dengan rincian, pendapatan berasal dari usaha migas sebesar Rp34,97 miliar dan lini usaha tambang granit Rp18,78 miliar.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…