Bersatulah Kembali Indonesiaku

 

Oleh : M. Amran dan Didi Lukman, Pengamat Media Sosial  

Pemilu yang melelahkan dengan tensi politik tinggi telah selesai. KPU sudah menyelesaikan rekapitulasi nasional pileg dan pilpres, dan telah diumumkan pada 21 Mei 2019 yang lalu. Penetapan presiden dan wakil presiden terpilih masih menunggu hasil gugatan calon yang kalah ke Mahkamah Konstitusi. Selanjutnya kita juga masih menunggu pembentukan lembaga-lembaga legislatif baru, yakni DPR, DPD, DPRD Tingkat I/Propinsi, DPRD Tingkat II/Kabupaten/Kotamadya dan MPR yang akan terbentuk dari DPR dan DPD.

Kita juga menantikan pemerintahan baru sebagai konsekuensi hasil pilpres. Mudah-mudahan pemerintahan baru itu akan terwujud dalam kabinet yang terdiri dari orang-orang yang benar-benar ahli, berintegritas dan siap bekerja keras untuk kemakmuran negeri ini. Mudah-mudahan kerja pemerintahan baru tersebut tidak terganggu oleh hal-hal nonteknis sebagai imbas keterbelahan masyarakat akibat perbedaan politik dalam pemilu. kita harapkan pemerintahan baru nanti dapat merangkul dan mengayomi serta mengakomodasi kepentingan semua pihak, sehingga keterbelahan sosial politik, yang bahkan bernuansa agama dan politik identitas, dapat direkatkan kembali.

Bendera merah putih yang sempat terkoyak hendaknya dapat kita rajut menjadi rapi lagi. Politik identitas yang menggunakan simbol-simbol agama secara tidak tepat, fitnah dan ujaran kebencian semoga tidak terulang lagi di masa depan. Anggap saja bahwa itu cerminan darurat politik di masa lalu.

Jangan lagi ada ruang untuk politik identitas, karena identitas tunggal kita adalah Indonesia. Keindonesiaan kita tercermin dalam ideologi negara Pancasila, sehingga kampanye dalam pileg dan pilpres lima tahun yang akan datang mestinya tak lagi diwarnai dengan politik identitas yang memecah-belah, melainkan dimeriahkan oleh adu program dan gagasan yang ditawarkan para kontestan.

Badai Pasti Berlalu

Pemilu 2019 masih meninggalkan sisa yang belum tuntas. Kita berharap badai kegaduhan dan ketegangan terkait pemilu 17 April 2019 segera berlalu. Masalah republik ini bukan hanya pemilu. Masih banyak persoalan lain yang harus diselesaikan oleh bangsa ini.

Pemilu memang sangat penting dan strategis, tetapi hendaknya energi bangsa tidak dihabiskan di situ. Pasca pemilu semestinya kita segera bekerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan itu harus dilakukan secara gotong royong oleh semua komponen republik. Bukan hanya oleh pemenang pemilu saja.

Dalam dunia modern dewasa ini, persaingan antarbangsa bukan main ketatnya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus bersatu-padu, bergotong royong memikul beban pembangunan demi kemajuan bersama. Elite politik mesti memelopori masyarakat untuk melupakan perbedaan pilihan, guna bersama-sama memenangkan persaingan global. Sudah saatnya bagi kta untuk meredam kegaduhan dan ketegangan, mengakhiri ujaran kebencian, menghentikan sikap saling menyalahkan. Jika ada sengketa yang tersisa hendaknya diselesaikan dalam koridor hukum sebagaimana mestinya.

Kekacauan yang tak terkendali dapat mengancam eksistensi dan masa depan bangsa. Kalangan elite seharusnya bertindak arif bijaksana, sabar, cerdas dan santun. Jangan malah mempertahankan sikap keras kepala dan menjadi sumber dan lokomotif kegaduhan.

Pengaruh media sosial harus dikendalikan. Medsos adalah ibarat pedang bermata dua. Penggunaan medsos secara serampangan dan nir tanggungjawab akan mengacaukan kondisi sosial politik bangsa. Para elite politik harus menunjukkan kepeloporannya untuk tidak egois dan mementingkan kelompoknya sendiri. Dengan kesadaran itu, insya Allah perilaku masyarakat akan kembali tenang, tertib dan penuh keceriaan. Dengan kesadaran itu, badai pasti berlalu.

BERITA TERKAIT

Dukungan Publik pada Bea Cukai Sangat Berarti, Waspadai Provokasi Cegah Polemik

  Oleh: Febi Tri Andini, Pengamat Kebijakan Publik   Dukungan penuh publik kepada Bea Cukai tentu merupakan hal yang sangat…

Etika, Hukum dan Masa Depan Demokrasi Politik

    Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshidiqie SH, MH, Guru Besar FHUI   Dalam sejarah politik Indonesia, belum pernah muncul…

Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai

  Oleh: Samuel Christian Galal, Pemerhati Sosial Politik   Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah momen penting dalam kehidupan demokrasi di…

BERITA LAINNYA DI Opini

Dukungan Publik pada Bea Cukai Sangat Berarti, Waspadai Provokasi Cegah Polemik

  Oleh: Febi Tri Andini, Pengamat Kebijakan Publik   Dukungan penuh publik kepada Bea Cukai tentu merupakan hal yang sangat…

Etika, Hukum dan Masa Depan Demokrasi Politik

    Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshidiqie SH, MH, Guru Besar FHUI   Dalam sejarah politik Indonesia, belum pernah muncul…

Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai

  Oleh: Samuel Christian Galal, Pemerhati Sosial Politik   Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah momen penting dalam kehidupan demokrasi di…