Rantai Perdagangan Beras di Sumsel Diperkirakan Bertambah

Rantai Perdagangan Beras di Sumsel Diperkirakan Bertambah

NERACA

Palembang - Rantai perdagangan beras di Sumatera Selatan (Sumsel) bertambah jika dibandingkan sebelumnya karena saat ini harus melewati pedagang grosir sebelum sampai ke pedagang pengecer.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, dikutip dari Antara, kemarin, mengatakan, penambahan ini sepatutnya menjadi perhatian dari berbagai pihak terkait karena menjadi salah satu penyebab angka margin perdagangan dan pengangkutan beras di Sumsel menjadi yang tertinggi di Indonesia yakni 28,58.

Berdasarkan survei Pola Distribusi 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan mata rantai perdagangan beras di Provinsi Sumatera Selatan merupakan yang terpanjang se-Indonesia. Perdagangan beras di daerah tersebut melibatkan empat rantai distribusi, mulai dari produsen (penggilingan), agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran sebelum akhirnya tiba ke tangan konsumen.

“Untuk komoditas lain, seperti bawang merah, telur dan daging, semua polanya sama seperti tahun-tahun sebelumnya tidak ada perubahan. Hanya beras, yang berubah cukup signifikan karena saat ini ada pedagang grosir,” kata Endang.

Menurut Endang, andai saja rantai perdagangan beras di Sumsel itu dapat lebih disederhanakan maka potensi bakal luar biasa karena harga di tingkat konsumen dapat ditekan. Apalagi, kondisi ini dibarengi fakta bahwa Sumsel memiliki stok beras nomor lima di Indonesia.

Seperti diketahui, beras asal pertanian di Sumsel dikirim ke provinsi tetangga yakni Riau, Jambi dan Bengkulu.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah UKM Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Lukman mengatakan harga beras di tingkat petani sejauh ini sudah wajar atau tidak layak jika diturunkan lagi. Harga beras medium dari petani berkisar Rp6.500 - Rp7.000 per kilogram, sementara di tingkat konsumen sudah tembus Rp9.000 - Rp10.000 per kilogram.

“Saat ini warga kami sedang kesulitan. Mereka menanam karet, harganya jatuh. Lalu menanam sawit, juga demikian. Jangan pula harga beras ikut-ikutan jatuh, kasihan mereka,” kata Lukman.

Sebaiknya, rantai perdagangannya saja yang disederhanakan agar margin dapat lebih besar ke petani dan harga beli di tingkat konsumen tetap terjangkau. Ant

 

BERITA TERKAIT

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…