Presdir PT Tembaga Mulia Semanan (TMS)Tbk. Satoshi Tosaka mengungkapkan, realisasi penjualan tahun 2018 mencapai US$ 737 juta dengan laba US$ 6,4 juta. Diantaranya 15 % dari laba bersih tersebut akan dikeluarkan sebagai deviden.

Perseroan tahun ini juga akan menggenjot ekspor guna menunjang penjualan. Dari total penjualan tersebut, hampir 30 % adalah  produk ekspor ke negara negara a.l. Asia Tenggara, Bangladesh, Cina, India, Australia dan New Zealand. “Dalam setahun perseroan menyerap atau mengkonsumsi copper cathode 100.000,- ton dan aluminium ingot sekitar 35.000 ton,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Raw material tersebut diperoleh dari PT Smelting Gresik, sedang aluminium ingot diperoleh dari lnalum. Saat ini perseroan mempekerjakan karyawan sebanyak 339 orang. Menurut Tosaka, pertumbuhan perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini perlu didukung oleh banyak fasilitas.

Ketersediaan listrik adalah salah satu hal yang sangat penting untuk keberlangsungan pembangunan di Indonesia.”Perseroan memahami bahwa disamping persaingan yang akan semakin ketat di tahun mendatang, bahwa tahun 2019 adalah tahun politik, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kuantitas penjualan,” ujarnya.

Oleh karena itu, perseroan telah menyesuaikan target penjualan untuk tahun ini yaitu sedikit lebih rendah dari target tahun sebelumnya namun tetap menargetkan kenaikan laba perseroan. Tosaka mengatakan, penurunan target penjualan ini didasarkan pada tren permintaan serta perkiraan kebutuhan tembaga dan aluminum oleh pabrik kabel nasional. Seperti diketahui, perusahaan ini adalah salah satu pemasok bahan baku kabel berupa Copper rod dan Aluminium rod. (fb)