Gagal di BTMP Serpong, Esemka Lakoni Uji Emisi Mandiri

NERACA

Jakarta – Semangat perancang mobil Rajawali Esemka nampaknya tidak pernah pudar. Pasalnya, setelah gagal melakoni uji emisi di Badan Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, tim produksi mobil Esemka kini melakukan uji emisi mandiri di sebuah bengkel. Tim Esemka yakin bahwa mobil produksi anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan di Solo itu semakin mantap dan akan lolos jika nanti diajukan uji emisi untuk ketiga kalinya pada akhir Maret mendatang di BTMP Serpong, Tangerang.

Uji emisi mandiri itu dilakukan di bengkel Tiga Dara di Telukan, Sukoharjo. Menurut Wakil Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan agar Esemka tidak gagal untuk ketiga kalinya dalam tahap uji emisi. "Jika hasil dari berbagai pengecekan termasuk yang dilakukan hari ini ternyata bagus dan memenuhi kriteria maka akan segera kita jadwalkan untuk mengirim lagi Esemka ke BTMP di Serpong," ujar Rudy lewat siaran pers yang diterima Neraca, Minggu.

Sementara itu Direktur Pengembangan dan Operasional Solo Technopark (STPP), Gampang Sarwono memaparkan sejumlah perbaikan dan penyempurnaan telah dilakukan tim Esemka. Diantara yang telah dilakukan adalah penyempurnaan di bagian electronic control unit (ECU), perangkat pemecah karbon, hingga perombakan bagian bodi. Perombakan bagian bodi, lanjut Gampang, dirasa perlu dilakukan pemangkasan bobot sehingga Esemka akan lebih ramping.

Adapun pemilik bengkel Tiga Dara, Sutarno, merasa yakin Esemka sudah lebih baik kondisinya dibanding saat dikirim untuk uji emisi pada akhir Februari lalu. Menurut dia, hasil pengujian yang dilakukannya cukup bagus dan tenaga mesinnya cukup besar. "Dengan kekuatan lebih dari 50 tenaga kuda, sudah cukup besart untuk kendaraan dengan kapasitas mesin 1.500 cc. Rasio campuran udara dengan bahan bakar sudah cukup bagus, sudah setara dengan mobil pabrikan. Menurut kami, Esemka bisa lulus dilakukan uji emisi sekarang," ujar Sutarno.

Di tempat berbeda, Menteri Perindustrian MS Hidayat memaparkan terkait hasil tidak lulus uji emisi, Kementerian Perindustrian tidak mengintervensi hasil uji emisi mobil Esemka karena uji emisi wajib diikuti pelaku industri otomotif.

Menurut dia, hasil uji emisi mobil Esemka berfaedah karena bisa menemukan aspek kelemahan dan segera mampu berbenah. "Ada positifnya juga dengan kegagalan (uji emisi) itu. Dengan begitu mereka segera tahu kelemahannya apa. Dari situ segera dibenahi. Yang pasti saya juga berkepentingan agar ini berkembang. Saya juga ingin kita punya mobil nasional," kata Hidayat.

Lebih jauh lagi Mantan ketua kadin ini memaparkan akan segera menggalang dukungan agar investor terlibat mengembangkan mobil Esemka, sebagai salah satu industri otomotif nasional pada masa mendatang. "Saya akan ajak bicara pihak investornya. Ada banyak hal yang perlu kami siapkan bersama. Industri mobil itu padat modal, padat karya, dan juga padat teknologi. Juga masalah supply chainnya. Belum lagi masalah-masalah hukum agar proses produksi tidak menyalahi aturan. Ini semua harus direncanakan," jelas Hidayat.

Hidayang menjelaskan, pihak pengelola mobil Esemka juga dapat segera melibatkan swasta mengembangkan bengkel produksi yang mandiri dan terpisah dari bengkel praktik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sebelumnya dijadikan basis produksi. Hal tersebut dirasa penting guna mempersiapkan mobil tersebut sebelum terjun langsung ke pasar industri otomotif nasional.

Dia mengatakan Kemenperin memillki peta jalan (roadmap) industri nasional hingga 2025. Proses diskusi yang digagas diharapkan berguna untuk menyeleraskan proses pengembangan mobil Esemka dengan program roadmap industri nasional. "Mereka (mobil Esemka) kan katanya ingin memproduksi jenis mobil bermesin 1.500 cc. Itu harus dipahami dulu kompetisi pasarnya di jenis itu seperti apa. Mereka juga katanya nggak mau langsung produksi secara nasional, melainkan per daerah. Jadi, misalnya, Solo dulu, lalu mana lagi, baru menyeluruh ke Indonesia. Ini semua kan perlu diselaraskan (dengan program Kemenperin). Jadi, masih banyak yang perlu disiapkan. Tapi kami pasti akan selalu bantu. Kami berkepentingan untuk itu," tandasnya.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…