Kemenkop Terus Dorong Tumbuhnya Koperasi Kreasi Baru

Kemenkop Terus Dorong Tumbuhnya Koperasi Kreasi Baru

NERACA

Bogor - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan mengakui adanya pertumbuhan koperasi sedemikian rupa di daerah-daerah. Artinya, koperasi saat ini telah lahir dan berkembang berbeda dengan koperasi masa lalu, dimana koperasi selalu menunggu dan meminta bantuan pemerintah."Sekarang, koperasi sudah mengalami banyak perubahan paradigma dalam perkembangannya. Oleh karena itu, saya akan terus mendorong tumbuhnya koperasi dengan kreasi baru", tegas Prof Rully saat membuka acara Koordinasi Teknis dan Sinkronisasi Program Sekretariat Dekopinwil, di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/4) malam.

Bagi Prof Rully, lebih baik hanya memiliki 10 koperasi saja, namun besar, kuat, dan mandiri, ketimbang ada 10 ribu koperasi namun kecil dan lemah."Kita banyak memiliki koperasi besar dan kuat beraset triliunan rupiah seperti Koperasi Sejahtera Bersama (Bogor), Kospin Jasa, Koperasi Sidogiri, dan sebagainya. Yang juga harus kita perkuat adalah kualitas anggota koperasinya", tambah Prof Rully.

Prof Rully meminta agar Gerakan Koperasi di Indonesia bangga berkoperasi. Pasalnya, koperasi bukanlah pelaku ekonomi ecek-ecek. Kalau pun ada koperasi berskala kecil tapi memiliki harga diri yang tinggi."Kita harus bangga sebagai orang koperasi, jangan rendah diri. Sudah banyak koperasi besar beraset triliunan rupiah yang tumbuh di Indonesia", tukas Prof Rully.

Meski begitu, Prof Rully mengakui kelemahan dari Gerakan Koperasi di Indonesia adalah dari sisi public relations. Dimana banyak tumbuh koperasi berkualitas, tapi tidak diketahui publik secara menyeluruh."Di era digital ini, kita harus memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melambungkan nama koperasi agar dikenal luas, khususnya di kalangan generasi milenial", kata Prof Rully.

Apalagi, lanjut Prof Rully, koperasi mampu bertahan hidup dalam sejarah sistem ekonomi dunia. Pada era Revolusi Industri 1.0 pada tahun 1848, dimana pekerja manusia terpinggirkan, koperasi mampu beradaptasi terhadap perubahan. Begitu juga dengan Revolusi Industri 2.0 hingga ditemukan komputer pada era Revolusi Industri 3.0."Sejarah revolusi industri itu banyak menghilangkan pekerjaan yang dilakukan manusia. Dulu ada profesi juru ketik, penulis steno, dan sebagainya, yang era sekarang sudah tidak ada lagi", papar Prof Rully.

Saat ini, di era Revolusi Industri 4.0 dimana semuanya serba robotik dan transparan, Prof Rully yakin koperasi mampu beradaptasi dengan perubahan zaman."Suka tidak suka, pasar yang berkembang saat ini dalam bentuk digital berupa plattform dan marketplace. Saat ini, koperasi harus bisa tampil beda sesuai dengan tuntutan zaman", tandas Prof Rully.

Prof Rully berharap, Dekopin harus mampu mengakomodasi perubahan-perubahan tersebut. Bahkan, Dekopin harus menyadari akan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini."Dekopin harus menjadi organisasi yang maju, moderen, dan terus berkembang sesuai pergerakan zaman", ujar Prof Rully.

Bahkan, kata Prof Rully, sistem ekonomi dunia saat ini sudah mengarah kepada sistem koperasi. Buktinya, sharing economic dan kolaborasi bisnis sudah menjadi bagian sistem ekonomi di seluruh dunia."Terlebih lagi, koperasi saat ini sudah menjadi pilar keempat yaitu kebudayaan. Ini sangat strategis dalam perubahan mental atau budaya dalam berekonomi", tukas Prof Rully.

Harus Kekinian

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko menekankan bahwa Gerakan Koperasi di Indonesia harus melakukan berbagai perubahan sesuai zaman secara cepat."Koperasi harus beraroma kekinian, jangan lagi berpola tradisional. Karena, yang kita hadapi sekarang adalah generasi milenial yang serba digital", kata Agung.

Tantangan lain, kata Agung, koperasi saat ini belum bicara mengenai aliansi strategis, dengan melakukan aneka kolaborasi dalam bisnisnya. Alias, masih tradisional. "Ini erat kaitannya dengan tingkat kualitas SDM yang dimiliki koperasi", ucap Agung.

Contohnya, lanjut Agung, masih ada keraguan melakukan lending antar koperasi, tidak yakin, hingga saling curiga, dana lending tidak akan kembali. Pasalnya, tidak bisa dipungkiri, ada KSP yang banjir likuiditas, tapi ada juga yang kesulitan likuiditas.

Sementara Sekjen Dekopin Muhammad Sukri menyebutkan Dekopin akan melakukan penyempurnaan dalam organisasinya. Diantaranya, terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) terutama dalam hubungan kerja antar lembaga, termasuk penggunaan APBN."Selain itu, Dekopin juga harus melakukan pemutakhiran dari jobdesc sehingga setiap unit kerja bergerak sesuai dengan bidangnya", jelas Sukri.

Sukri berharap Rakornis ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan yang akan dipadukan dengan kebijakan pusat dan daerah agar bisa terintegrasi dan terarah."Rakornis saat ini harus ada sesuatu yang berbeda dibanding yang lalu, untuk pengembangan Gerakan Koperasi ke depan", pungkas Sukri. Mohar/Rin

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

MenKopUKM Harapkan PLUT KUMKM Bangun Fondasi Anak Muda Kreatif Masuk Industrialisasi

NERACA Malang - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT…

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

MenKopUKM Harapkan PLUT KUMKM Bangun Fondasi Anak Muda Kreatif Masuk Industrialisasi

NERACA Malang - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT…

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…