Laba Bersih Adaro Energy Terkoreksi 13,66%

NERACA

Jakarta – Di tahun 2018 kemarin, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 13,66% dari US$483 juta di 2017 menjadi US$417 juta. Padahal, pendapatan perusahaan pertambangan batu bara itu masih tumbuh sebesar 11% menjadi US$3,62 miliar di 2018 dari US$3,25 miliar di sepanjang 2017. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata Garibaldi, Presiden Direktur Adaro Energy, pendapatan usaha naik 11% dengan porsi kontribusi dari bisnis pertambangan dan perdagangan batubara mencapai 92%. Harga jual rata-rata batubara perseroan pun naik 5% y-o-y.”Ini merupakan suatu pencapaian yang menggembirakan di tengah tantangan pasar dan volatilitas pasar batubara yang semakin tinggi, terutama pada kuartal terakhir tahun 2018. Kami berhasil mencapai target dengan terus berfokus pada keunggulan dan efisiensi operasional,”ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, perseroan juga mencatat pertumbuhan produksi, mempertahankan marjin yang tinggi dan melaksanakan strategi untuk pertumbuhan jangka panjang pada setiap pilar bisnis perusahaan. Disebutkan akuisisi terhadap Kestrel semakin meningkatkan portofolio produk dan membuka peluang bagi Grup Adaro.

Adapun, beban usaha perseroan naik 6% menjadi US$194 juta di 2018 dibandingkan US$184 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya, terutama karena kenaikan komisi penjualan dan biaya karyawan seiring ekspansi perusahaan. Beban lain-lain meroket tajam dari US$6 juta menjadi US$124,29 juta di 2018. Sehingga, beban pokok pendapatan perseroan naik 14% y-o-y menjadi US$2,41 miliar, yang terutama disebabkan oleh kenaikan nisbah kupas, volume, harga bahan bakar minyak (BBM), maupun pembayaran royalti kepada pemerintah RI seiring kenaikan harga jual rata-rata. 

Dirinya juga menuturkan, bila royalti yang dibayarkan perseroan kepada pemerintah RI naik 9% y-o-y menjadi AS$378 juta. “Royalti naik seiring kenaikan harga jual rata-rata. Kami juga membukukan pajak penghasilan badan sebesar US$343 juta pada tahun 2018,” jelasnya. 

Menurut Garibaldi, Adaro mencatat peningkatan produksi sebesar 4% y-o-y menjadi 54,04 metrik ton, dengan dukungan produksi kuartalan yang mencapai 15,06 metrik ton pada kuartal IV 2018. “Pencapaian ini sesuai dengan panduan produksi tahunan yang ditetapkan pada kisaran 54-56 metrik ton. Penjualan batubara kami di sepanjang 2018 tetap solid pada 54,39 metrik ton atau naik 5% y-o-y,” ungkapnya. 

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…