Perlu Tingkatkan Daya Saing UMKM Pangan Pedesaan

NERACA

Jakarta – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak pada sektor pangan di pedesaan perlu terus ditingkatkan daya saingnya guna meningkatkan ekonomi kerakyatan, kata akademisi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Kavadya Syska.

"UMKM Pangan pedesaan sangat perlu sekali mendapatkan suntikan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga akses bahan baku, akses pemasaran, akses permodalan dan dukungan regulasi lainnya yang dapat meningkatkan daya saing mereka," kata Kavadya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, disalin dari Antara di Jakarta.

Hal itu, kata dia, selaras dengan persaingan global pada saat ini di era revoluasi industri 4.0 terlebih Indonesia merupakan negara yang kaya akan pertanian pangan. Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut mengatakan bahwa pada saat ini pengembangan UMKM berbasis pertanian pangan masih menghadapi banyak permasalahan, baik permasalahan internal maupun eksternal.

Permasalahan internal yang dihadapi mulai dari hulu sampai hilir yang meliputi penyediaan bahan baku, proses produksi dan teknologi, keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan juga penciptaan nilai tambah. "Sementara permasalahan eksternal terkait dengan kemampuan UMKM untuk bisa bersaing di tingkat nasional dan juga tingkat internasional," katanya.

Menurut dia, kriteria UMKM pangan dapat dikatakan dapat berdaya saing, apabila memiliki beberapa faktor. Faktor dimaksud antara lain memiliki muatan inovasi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan mutu produksi dengan memperhatikan faktor sanitasi, jangkauan pemasaran regional dan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Selain itu, memiliki legalitas minimal, memiliki surat ijin UMKM, mampu mengatur pendanaan, mampu menjaga kontinuitas produksi dan menerapkan unsur kesehatan serta keselamatan kerja Selain itu juga mampu berkolaborasi atau berintegrasi antarwilayah.

"Apabila terus dikembangkan maka UMKM pangan pedesaan akan mampu menggiatkan ekonomi dari wilayah dan akan berdampak secara global sehingga para pemangku kebijakan perlu secara intensif mengupayakan peningkatan daya saing UMKM pangan pedesaan," katanya.

Pemerintah perlu meningkatkan promosi pangan lokal baik ke dalam maupun ke luar negeri dengan berbasis internet, kata Kavadya Syska. "Percepatan promosi bisa dilakukan berbasis media online marketplace mengingat tren marketplace yang berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir ini," katanya.

Upaya promosi, kata dia, dapat dilakukan seiring dengan modernisasi pangan lokal guna meningkatkan daya saing produk yang akan diperkenalkan ke publik. "Karenanya, pemerintah perlu meningkatkan upaya modernisasi pangan lokal agar produk yang dipromosikan memiliki daya saing," katanya.

Terkait hal itu, yang dapat dilakukan guna mendukung modernisasi pangan lokal adalah percepatan keringanan pajak (tax holiday dan tax allowance) pada produk pangan lokal modern dari 1 persen menjadi 0.5 persen atau nol persen.

Selain itu, percepatan dan perluasan bantuan peralatan dan mesin produksi pangan lokal. Kemudian percepatan dan perluasan pelatihan desain, teknologi dan keterampilan baru bagi pegawai di UKM atau calon-calon startup pangan bagi pemuda. Selanjutnya percepatan penerbitan Peraturan dan standarisasi kualitas produk Indonesia supaya siap bersaing dengan produk negara lain.

Yang juga penting, kata dia, adalah percepatan peran serta seluruh elemen seperti perguruan tinggi, industri, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya mempercepat modernisasi pangan lokal. "Negara perlu hadir untuk menggerakkan seluruh komponen tersebut," katanya.

Sebelumnya, Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut mengatakan diperlukan upaya pengembangan terhadap pangan lokal untuk meningkatkan kualitas, gizi dan lain sebagainya sehingga mampu bersaing dengan pangan modern yang saat ini telah ada.

Manurut dia, modernisasi pangan lokal akan memberikan kontribusi terhadap program tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) dunia tanpa kelaparan. "Mengingat banyak dampak positif dari moderinisasi maka para pemangku kebijakan perlu mengintensifkan program modernisasi pangan dan melakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk mempercepat upaya modernisasi pangan," katanya.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…