Perubahan Proyek Berjalan - Laba Bersih Acset Indonusa Anjlok 88,13%

NERACA

Jakarta Pencapaian kinerja keuangan PT Acset Indonusa Tbk (ACST)  di 2018 masih negatif. Dimana perseroan membukukan laba bersih turun 88,13% menjadi Rp18,3miliar dibandingkan perolehan 2017 yang mencapai Rp154,2miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata Corporate Secretary & Investor Relations ACST, Maria Cesilia Hapsari, penurunan ini dikarenakan beberapa perubahan yang terjadi pada proyek berjalan yang berakibat kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan terkait penyelesaian proyek berjalan. Sementara pendapatan perseroan di 2018 naik 23,06% dibandingkan 2017 sebesar Rp 3,03 triliun.

Komposisi pendapatan pada periode ini masih didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 76%, konstruksi 17%, dan kemudian diikuti oleh sektor fondasi 5% serta lainnya 2%. Perolehan kontrak baru hingga periode ini adalah sebesar Rp 1,6 triliun. Sepanjang tahun 2018, ACST lebih selektif dalam melibatkan diri dala mproses tender proyek. "Selain itu, ada beberapa tender yang mengalami penundaan hingga ke tahun 2019, sehingga berdampak pada perolehan kontrak baru yang belum optimal," kata Maria.

Beberapa proyek yang berhasil ACST dapatkan di tahun 2018 antara lain Mixed-Used Development Kebon Sirih (dikerjakan dalam skema Joint Operation bersama dengan Woh Hup (Private) Limited), soil improvement di Pelabuhan Patimban, dan Penambahan Ruas Tol Balaraja Barat-Cikande (Paket 1 & 2). ACST masih mengerjakan sejumlah proyek dengan total kontrak senilai Rp7,1triliun, yang mana terdiri dari carry over order tahun 2017 dan kontrak baru tahun 2018.

Pada 2019, ACSET menetapkan target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15triliun. "Optimisme ini dilandasi oleh upaya perbaikan nyata yang tengah dilaksanakan Perusahaan dalam aspek finansial, operasional dan juga pengembangan sumber daya di internal,"ujar Maria.

Pada 2019, lanjut Maria, perseroan akan fokus mendapatkan kontrak infrastruktur baru. Selain itu, perseroan akan tetap mengembangkan keahlian di bidang pondasi dan struktur. Termasuk keahlian di soil improvement yang di mana tahun ini sudah dikerjakan di Patimban. Kemudian perseroan akan mengerek target kontrak baru 2019. Hal itu sejalan dengan adanya carry over target dari proyek-proyek yang pengumumannya mundur pada tahun lalu. Dengan demikian, perseroan mengincar kontrak baru Rp15 triliun pada 2019. Jumlah itu naik 50% dari target 2018 senilai Rp10 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…