FREN Siapkan Belanja Modal US$ 200 Juta

NERACA

Jakarta – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengalokasikan belanja modal tahun ini sebesar US$ 200 juta. Dimana belanja modal tersebut akan didanai dari kas internal dan pinjaman bank,”Dengan capex tahun ini US$ 200 juta, diharapkan target pendapatan tahun ini di atas 10% dapat tercapai,”kata Sekretaris Perusahaan Smartfren Telecom, James Wewengkang di Jakarta, kemarin.

Selain dari kas internal untuk mendanai belanja modal, perseroan juga masih mengantongi izin dari pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi, seperti penerbitan Waran Seri II sebesar Rp3,6 triliun dan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahuluPMT-HMETD berupa penerbitan Obligasi Wajib Konversi IV senilai Rp1,2 triliun.

Diakui James, belanja modal digunakan untuk menunjang ekspansi bisnis. Pasalnya, perseroan masih membutuhkan investasi yang cukup besar, meskipun masih merugi saat ini. Kinerja perseroan per Desember 2018 masih mencatatkan kerugian. Adapun, pada periode yang berakhir 30 September 2018, FREN membukukan pendapatan sebesar Rp3,95 triliun, meningkat 19% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,32 triliun. 

Pada periode tersebut, rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan yaitu Rp2,5 triliun, mengecil 11,1% secara yoy. Sementara itu, jumlah beban usaha naik 20,37%, dan rugi kurs perseroan melonjak 857,07% ke level Rp573,39 miliar. Menyadari ketatnya bisnis telekomunikasi dan investasi yang besar, perseroan mengungkapkan terbuka untuk konsolidasi.

Kata Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys, perseroan tengah berdiskusi mengenai peluang konsolidasi dengan sejumlah operator telekomunikasi tanah air lainnya. Menurutnya, konsolidasi memang menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi industri telekomunikasi.”Analisais konsolidasi telekomunikasi akan seperti apa ya sama-sama kita tunggu, siapa dengan siapa yang cocok,” ujarnya.

Selain itu, Merza menambahkan, isu konsolidasi perusahaan telekomunikasi telah terdengar sejak pemerintah berencana mengambil langkah untuk mengefisienkan industri telekomunikasi.“Pembicaraan [efisiensi industri telekomunikasi itu] hingga hari ini belum ada satu pun yang berakhir di hitam-putih, karena tidak mudah baik secara analisis maupun analisis teknikal,” imbuh Merza.

Dengan demikian, dia mengaku FREN juga masih menantikan akhir dari wacana konsolidasi tersebut sambil meyakinkan bahwa semua aspek, baik fundamental maupun teknikal, masuk ke dalam diskusi-diskusi yang masih berlangsung.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…