Minim Sentimen Positif Tekan Laju IHSG

NERACA

Jakarta –Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/1) sore kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis 0,04% atau 2,55 poin ke level 6.466,01 pada pukul 09.21 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,24% atau 15,66 poin di posisi 6.452,91. Menurut data Blommberg, sepanjang perdagangan IHSG bergerak di level 6.450,21 – 6.469,70.

Tercatat sebanyak 229 saham naik, 185 saham turun dan 134 saham tak bergerak. Lima sektor berhasil menguat, sedangkan lima sektor lainnya masuk ke zona merah. Sektor-sektor dengan pelemahan terdalam adalah sektor keuangan yang turun 1,09%, sektor perkebunan turun 0,45% dan sektor consumer goods yang turun 0,32%. Sedangkan sektor yang menguat adalah sektor perdagangan yang naik 1,11%, sektor konstruksi yang naik 0,62% dan sektor industri dasar yang naik 0,16%.

Total volume perdagangan di bursa mencapai 13,38 miliar saham dengan nilai Rp 10,27 triliun. Sementara investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp 142,33 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 247,9 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 89,3 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Rp 52,3 miliar. Sedangkan saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Bank Danamon Tbk (BDMN) Rp 133,9 miliar, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 88,9 miliar dan PT United Tractors Tbk (UNTR) RP 46,1 miliar.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 15,66 poin atau 0,24% ke posisi 6.452,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak melemah 3,92 poin atau 0,38% menjadi 1.027,15. Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan, outlook ekonomi yang global yang cukup terjal dan juga belum tercapainya kesepakatan AS-Cina, serta reli IHSG yang cukup tinggi membuka koreksi IHSG.

Sementara sentimen Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan perekonomian dunia dari 3,7% tahun ini menjadi 3,5% menjadi tekanan bagi pasar global dan termasuk IHSG. Sebelumnya IMF telah menurunkan proyeksinya dari 3,9%. Sedangkan pertumbuhan negara-negara berkembang turun dari 4,6% menjadi 4,5%, dan Cina melamban dari 6,6% pada estimasi 2018 menjadi 6,2%.

IMF memprediksi bahwa perekonomian dunia tahun ini masih dilanda ketidakpastian terutama dari perang dagang AS-Cina dan resiko kenaikan suku bunga The Fed. Di sisi lain, IMF menyarankan negara-negara berkembang untuk mengurangi resiko volatilitas global dengan cara mengurangi utang pemerintah yang dapat memberikan ruang untuk menghadapi pelambatan ekonomi pada masa mendatang.”Kami melihat penurunan proyeksi ini menandakan tantangan ekonomi yang cukup terjal di depan, terutama yang berasal dari perang dagang. Kendati kami melihat bahwa perang dagang dapat memberikan kesempatan bagi Indonesia, namun juga mempunyai dampak negatif seperti menurunnya permintaan ekspor dari Indonesia," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…