NERACA

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa (8/1), ditutup melemah sebesar 24,37 poin atau 0,39% menjadi 6.262,84, seiring aksi ambil untung investor. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 5,35 poin atau 0,53% menjadi 997,42.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, pelemahan IHSG lebih disebabkan faktor teknikal setelah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir ini.”Pada awal perdagangan IHSG bergerak positif. Namun, dalam perjalananya bergerak melemah. Itu menunjukan investor merealisasikan keuntungannya dengan melepas sebagian sahamnya memanfaatkan harga saham yang telah naik sebelumnya," ujarnya di Jakarta,kemarin.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan IHSG tidak terlalu dalam dan relatif masih wajar. Hal itu dikarenakan sentimen yang beredar di dalam negeri cukup kondusif.”Sejumlah data ekonomi yang telah dirilis cukup positif, mulai dari inflasi hingga cadangan devisa," katanya.

Dia menambahkan, investor asing yang melanjutkan aksi beli turut menahan tekanan IHSG lebih dalam. Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan aksi beli atau "foreign net buy" sebesar Rp435,36 miliar pada Selasa (8/1). Sementara itu frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 499.945 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,38 miliar lembar saham senilai Rp8,49 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 207 saham menurun, dan 124 saham tidak bergerak nilainya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei ditutup menguat 183,00 poin (0,91%) ke 20.222,00, indeks Hang Seng menguat 51,10 poin (0,20%) ke 25.886,80, dan indeks Strait Times menguat 7,31 poin (0,24%) ke posisi 3.110,11. Sebaliknya, pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka naik 5,03 poin atau 0,08% menjadi 6.292,26. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,25 poin atau 0,13% menjadi 1.004,38.

Kata analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, data cadangan devisa Indonesia yang meningkat menjadi salah satu faktor yang menopang IHSG.”Data cadangan devisa Indonesia naik pada akhir Desember 2018 menjadi 120,7 miliar dolar AS," ujarnya.

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa nasional pada akhir Desember 2018 terus meningkat menjadi US$ 120,7 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan US$ 117,2 miliar pada akhir November 2018. Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif. Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan bursa saham yang bervariasi dapat menahan laju IHSG. Oleh karena itu investor diharapkan tetap mencermati perkembangan yang beredar di pasar.