BUMI Bayar Cicilan Utang US$ 52,06 Juta

NERACA

Jakarta – Kurangi beban utang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah membayarkan cicilan keempat utangnya senilai US$ 52,06 juta (Rp 736,12 miliar, kurs Rp 14.140/US$). Utang ini merupakan bagian dari Tranche A berupa pokok dan bunganya.

Direktur Keuangan Bumi Resources, Dileep Srivastava dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, pembayaran telah dilakukan pada 8 Januari 2019. Nilai yang dibayarkan terdiri dari US$ 43,30 juta yang merupakan pokok pnjaman dan US$ 8,76 juta berupa bunga pinjaman.”Dengan dilakukannya pembayaran triwulanan keempat hari ini, perusahaan saat ini telah membayar keseluruhan sebesar US$ 219,54 juta secara tunai, terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$134,37 juta dan bunga sebesar US$85,17 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar,”ujarnya.

Pembayaran berikutnya akan jatuh tempo pada 8 April 2019 mendatang. Sementara untuk Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi untuk kupon PIK dari tanggal 11 April 2018 hingga 8 Januari 2019. Tahun lalu, perusaaan telah membuat perjanjian damai dengan beberapa kreditur untuk menyelesaikan utang. Dalam perjanjian tersebut BUMI harus menerbitkan saham baru sebesar US$$1,99 miliar. Nilai US$ 1,99 miliar itu merupakan new secured facility yang terbagi dalam tiga tranche.
Fasilitas Tranche A dan B masing-masing senilai US$ 600 juta. Fasilitas Tranche C sebesar US$ 406,9 juta. Tahun ini, PT Bumi Resources Tbk menargetkan produksi batubara sebesar 90 juta metrik ton. “Target tahun ini lebih besar dibandingkan realisasi produksi tahun lalu sekutar 85-86 juta ton batu bara,”kata Dileep Srivastava.

Selain itu, lanjutnya, perseroan akan fokus menggenjot batubara berkalori tinggi menjadi 8 juta ton-9 juta ton dari PT Arutmin Indonesia. Secara keseluruhan, Arutmin Indonesia menargetkan produksi batubara sebesar 31,9 juta ton pada 2019. Kemudian guna mencapai target produksi, BUMI sudah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 60 juta untuk pemeliharaan. “Belanja modal ini diperoleh dari internal perusahaan,”ungkapnya.

Dia melihat tren penurunan harga batubara berkalori rendah masih menjadi tantangan utama untuk tahun ini. Sebagai informasi, harga batubara acuan (HBA) pada Januari 2019 turun tipis menjadi US$ 92,41 per ton ketimbang HBA bulan Desember 2018 yang sebesar US$ 92,51 per ton. Tren HBA terus turun dalam enam bulan terakhir. Oleh karena itu, BUMI memacu produksi batubara berkalori tinggi yang harganya cenderung stabil. Selain itu, Dileep bilang, membayar utang juga menjadi fokus BUMI pada tahun ini.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…