Bekraf Dorong Pelaku Starup Go Public

NERACA

Jakarta - Deputi Akses Permodalan Badan Eknomi Kreatif (Bekraf), Fadjar Hutomo mengharapkan jumlah perusahaan yang melantai di bursa melalui "initial public offering" (IPO) semakin bertambah agar ekosistem startup di Indonesia kian lengkap.”Sekarang sudah ada tiga startup yang melantai di bursa. Ini ekosistem yang harus dilengkapi. Kita ingin lebih banyak startup yang melantai di bursa,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Salah satu cara Bekraf untuk mendorong lebih banyak perusahaan rintisan yang IPO adalah melalui acara seperti GSI Scale Con 2018, sebagai salah satu kegiatan mereka untuk menghubungkan berbagai program besar yang mereka adakan. GSI merupakan salah satu program terbaru Bekraf yang diluncurkan pada September lalu.

Kehadiran GSI dimaksudkan untuk menyempurnakan ekosistem startup di Indonesia dan  memberikan jalur permodalan bagi startup yang bermuara di pasar modal. Bekraf menjaring 16 perusahaan rintisan dari tujuh kota di Indonesia yaitu Surabaya, Yogyakarta, Medan, Denpasar, Jakarta, Bandung dan Batam.”Mereka mengikuti "bootcamp" selama lima hari belakangan di Jakarta dan akan mengikuti final pitching,”kata Fadjar.

Bekraf melibatkan inkubator startup dan ruang kerja bersama atau co-working space dalam kurasi startup yang terpilih dalam program, cara ini diyakini sebagai pemberdayaan inkubator yang ada. Bekraf belum bisa memprediksi berapa banyak perusahaan rintisan yang bisa melakukan IPO pada 2019 mendatang, namun berpedapat angka startup yang bisa IPO merupakan representasi dari ekosistem yang baik.

Sepanjang 2017-2018 terdapat empat perusahaan rintisan Indonesia yang sahamnya tercatat di bursa, diawali Kioson pada Oktober 2017 lalu, disusul Mcash pada bulan berikutnya. Perusahaan rintisan Yelooo tercatat di bursa per Oktober 2018 lalu dan yang terbaru, DIVA pada November lalu. Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi pernah bilang, pihaknya akan mengakomodir perusahaan starup untuk tercatat di pasar modal dengan menghadirkan papan akselerasi yang persyaratannya lebih mudah dibandingkan dengan papan pengembangan.

Inarno menjelaskan, saat ini BEI memiliki dua papan pencatatan saham, yakni Papan Utama dan Papan Pengembangan. Papan Utama ditujukan untuk calon emiten atau emiten besar dan memiliki rekam jejak yang baik.

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…