Penurunan Peringkat LPKR - Fitch Rating Nilai Kas Operasional Negatif

NERACA

Jakarta – Sempat dituding karena keputusan menurunkan peringkat PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tidak berdasar, membuat lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings bereaksi dan memberikan alasan utama yang mendasari penurunan peringkat (rating) utang jangka panjang LPKR dari sebelumnya B menjadi CCC+.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, Fitch Rating memberikan penjelasan pertimbangan utama penurunan rating tersebut didorong bahwa arus kas dari operasional perseroan akan negatif menyusul eksekusi pra penjualan (marketing sales) yang berisiko tinggi di kemudian hari. Hal ini juga mengarah pada kesenjangan resiko default yang lebih meningkat kepada obligasi tanpa jaminan yang dikeluarkan perseroan senilai US$ 410 juta dan jatuh tempo pada 2022 mendatang.

Fitch menilai, secara jangka pendek likuditas permodalan perseroan masih cukup, namun tidak untuk struktur modal LPKR secara jangka panjang. Fitch juga memasukkan daftar resiko yang akan dialami oleh perseroan terutama usai menjual aset-aset non intinya. Sebelumnya Corporate Communications Lippo Karawaci, Danang Kemayan Jati mengatakan, keputusan yang diambil oleh lembaga rating tersebut tidak berdasar. Pasalnya, perusahaan telah menyelesaikan fase pertama dari rencana divestasi aset keseluruhan sejumlah Rp 6 triliun, berada pada posisi yang tepat dalam pengelolaan arus kas dan neraca sehingga siap memasuki tahap pertumbuhan berikutnya.”Proyek-proyek divestasi aset ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir, dan meskipun risiko dalam pelaksanaannya tetap ada, kami berkeyakinan karena tingginya kualitas aset-aset kami akan memberikan tingkat kepastian penyelesaian yang tinggi di tengah-tengah volatilitas pasar pada saat ini,"ujar Danang.

Sebagai informasi, LPKR telah sukses melaksanakan rencana divestasi asetnya dengan menyelesaikan penjualan First Reit Manager serta penjualan sebagian unit First Reit senilai Rp 2,2 triliun. Bila digabungkan dengan penjualan Lippo Mall Puri ke Lippo Mall REIT, dan penjualan sisa unit di First Reit, serta saham investasi di rumah sakit di Myanmar, perseroan akan mengumpulkan dana tunai bersih lebih dari Rp 6 triliun.

Menurut Investor Relation Lippo, William Wijaya Utama, proyek-proyek divestasi aset ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir dan meskipun risiko dalam pelaksanaannya tetap ada, pihaknya berkeyakinan karena tingginya kualitas aset-aset perseroan akan memberikan tingkat kepastian penyelesaian yang tinggi di tengah-tengah volatilitas pasar pada saat ini.

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…