Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks

Melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks (mulut rahim) bagi kesehatan reproduksi perempuan tak terbantahkan. Apalagi ancaman kanker mulut rahim menduduki tempat tertinggi di Indonesia.
 
Neraca. Kanker mulut rahim tidak terjadi secara tiba-tiba, akan tetapi melalui waktu yang cukup lama, dimulai dari tahap parakanker sampai menjadi kanker. Lesi prakanker derajat tinggi sampai menjadi kanker memerlukan waktu 3-20 tahun. Oleh karena itu sangat disayangkan bila seorang wanita tidak melakukan pemeriksaan skrining untuk mendeteksi dini adanya prakanker pada kurun waktu tersebut.
 
Ketua Cluster Women's Health Centre RSCM Kencana Dr.dr.Junita Indarti, SpOG, dalam acara peluncuran Cluster Women's Health Centre mengatakan, kanker tidak dapat disembuhkan sedangkan prakanker dapat disembuhkan hampir 100%. Penyebab kanker mulut rahim adalah Human Papilloma Virus (HPV) risiko tinggi atau onkogenik. Diperkirakan 80% perempuan yang telah melakukan hubungan seksual memiliki potensi untuk terinfeksi virus ini.
 
Namun sebagian besar infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya (regresi) dalam 1-2 tahun, karena sifatnya yang transien dan juga antara lain peran sistem kekebalan tubuh. Namun infeksi HPV risiko tinggi yang menetap (persisten) dapat mengarah pada kanker mulut rahim.
 
HPV risiko tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut prakanker sayangnya prakanker mulut rahim ini hampir tidak memiliki gejala. Kelainan ini dapat berkembang dari tahap prakanker pada usia sekitar 30 tahun dan akhirnya menjadi kanker pada usia sekitar 40-50 tahun.
 
Untuk menjawab permasalahan kesehatan perempuan tersebut, ada metode terkini yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kanker serviks, yaitu gabungan antara sitologi berbasis cairan dengan pemeriksaan HPV DNA genotyping test yang akurasinya sangat baik.
 
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlah penderitanya meningkat beberapa tahun belakangan. Dari seluruh penderita kanker di Indonesia, sepertiganya adalah penderita kanker serviks.
 
Kanker ini memang merupakan pembunuh wanita yang menakutkan. Memperoleh informasi tentang kanker ini dapat membantu lebih banyak wanita terhindar dari salah satu penyakit paling mematikan ini.

Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.
 
Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi dibagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Dibagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?

Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
 
Penyebab kanker serviks
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".
 
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini.
 
Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.
 
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet.
 
Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda. Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok , kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya.
 

Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV. Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan.

 
Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker. Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya.
 
Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…