Outlook di 2019 - BEI Targetkan Transaksi Harian Rp 9 Triliun

NERACA

Jakarta – Tahun politik menjadi tahun penuh tantangan bagi industri pasar modal, namun demikian bagi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kondisi tersebut tidak membuat target bisnis ikut konservatif dan sebaliknya lebih agresif. Dimana BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian saham pada 2019 mencapai Rp9 triliun.

Kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, menyusul implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi yang semula tiga hari (T+3) menjadi T+2, diharapkan target transaksi harian saham sebesar Rp 9 triliun bisa tercapai.”Target itu didasari implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi pada 26 November 2018”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dirinya menambahkan, target nilai transaksi itu juga didasarkan pada asumsi stabilitas ekonomi Indonesia di atas 5%, serta proyeksi peningkatan jumlah partisipasi dan aktivitas transaksi investor pada 2019.”Peningkatan jumlah emuien di BEI juga akan turut mendorong target BEI. Penambahan jumlah efek diharapkan mendorong minat investasi masyarakat," katanya.

Faktor lainnya, dia menyampaikan, adalah layanan pendanaan efek oleh PT Pendanaan Efek Indonesia, serta implementasi program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan "self regulatory organization (SRO) pasar modal dalam hal simplikasi pembukaan rekening efek. Inanrno Djajadi menyampaikan, target RNTH itu masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2019 dan telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPSLB.

Disamping itu, BEI juga menargetkan pendapatan tahun depan sebesar Rp1,138 triliun atau naik 11,69% dibanding target pendapatan 2018 yang sebesar Rp1,019 triliun. Perkiraan pendapatan tersebut ditopang oleh penambahan pada pos pendapatan usaha sebesar 11,25%. Sementara target laba bersih sebesar Rp136,62 miliar. 

Peningkatan pos pendapatan usaha tersebut seiring dengan target nilai transaksi harian saham ditahun depan sebesar Rp9 triliun dalam 244 hari bursa.”Kami yakin target RNTH tercapai karena dengan penerapan penyelesaian transaksi dua hari (T+2) dimana belajar dari negara lain yang menerapkan T+2, misalnya di Australia, terjadi peningkatan transaksi 3%,” kata Inarno.

Selain itu, jelas dia, dengan segera beroperasinya perusahaan pendanaan efek Indonesia maka akan turut mendongkrak peningkatan transaksi harian. Sementara itu, BEI juga mengharapkan terdapat 35 emiten saham baru, 60 perusahaan tercatat melakukan pencatatan tambahan atau right issue dan 100 emiten emisi obligasi korporasi baru. Pada sisi lain, BEI juga menargetkan pertumbuhan jumlah investor sebesar 25%. Sementara sampai saat ini, terdapat 808.000 investor saham.

Dalam kesempatan sama, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Laksono W. Widodo mengatakan, pihaknya juga bakal mengembangkan variasi layanan dan peluncuran produk baru untuk menunjang pencapaian target BEI itu.”Pengembangan produk yang akan dilakukan adalah pengembangan produk derivatif berbasis surat utang negara serta pengembangan produk derivatif untuk pasar ekuitas meliputi pengembangan sructured warrants, pengembangan single stock futures, pengembangan indeks futures," paparnya.

 

BERITA TERKAIT

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Jangka Panjang

NERACA Jakarta - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang…

Jasa Marga Cetak Laba Bersih Rp585,92 Miliar

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) meraup laba bersih sebesar Rp585,92 miliar. Jumlah tersebut…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Jangka Panjang

NERACA Jakarta - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang…

Jasa Marga Cetak Laba Bersih Rp585,92 Miliar

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) meraup laba bersih sebesar Rp585,92 miliar. Jumlah tersebut…