Saham Propertindo Masuk Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO) masuk dalam pengawasan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) karena telah terjadi peningkatan harga secara signifikan atau di luar kebiasaan dan biasa disebut unusual market activity (UMA). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemairn.

Menurut Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan bahwa dengan status UMA itu, maka para investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa.”Kami minta investor juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasi,”ujarnya.

Dia juga meminta pelaku pasar mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi. Sedangkan kepada manajemen MPRO diharapkan untuk mengkaji kembali rencana corporate action apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Meski demikian, pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Untuk diketahui, berdasarkan pantauan, saham emiten property ini naik tajam sejak perdagangan tanggal 22 Oktober 2018. Pada saat itu, MPRO dibuka pada level 254 dan ditutup di level 314. Bahkan pada sesi I, Kamis (25/10) kemarin, sempat menyentuh level 610. Dengan demikian, MPRO naik 140,15%. Berdasarkan hasil penawaran umum pada 2-4 Oktober 2018 lalu, perseroan mencatatkan kelebihan permintaan yang tinggi.

Propertindo Mulia Investama melepas saham ke publik sebanyak 1,49 juta dengan harga Rp110 per lembar saham. Jumlah saham tersebut setara 15,01% dari total modal disetor perseroan. Dana hasil IPO akan digunakan perseroan untuk sejumlah tujuan. Dari total dana IPO Rp164 miliar, sebesar 80% akan digunakan untuk pengembangan proyek perusahaan anak, yaitu Simprug Signature di Jakarta Selatan seluas 7 hektar. Sebesar 15% akan digunakan untuk pembangunan proyek perseroan, yaitu apartemen Apsara Tower 1 di Solo Baru. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Pada tahun 2019, perseroan melalui anak perusahaannya yaitu PT Trixindo Selaras akan membangun Simprug Signature dengan total luas area sekitar 5,2 hektare dan dengan konsep living greneeries. Dalam jangka menengah, perseroan melalui anak perusahaannya yaitu PT Creative Softhouse dan PT Bintang Dwi Lestari masing-masing berencana mengembangkan mix-used property di Makassar seluas sekitar 7,4 hektare dan proyek residensial di area Maja, Banten, sekitar 283 hektare.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…