Jangan Permainkan Isu Pelemahan Rupiah!

 

Oleh: Malik Abdul Aziz, Pengamat Ekonomi

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini rupiah telah mengalami pelemahan terhadap dollar AS mencapai angka Rp.15.000 per dollar. Kekhawatiran terus timbul di kalangan masyarakat yang khawatir akan terjadi krisis seperti tahun 1998. Apalagi menjelang pemilu 2019, isu pelemahan rupiah akan menjadi isu yang sering muncul untuk menyerang pemerintahan Presiden Joko Widodo sehingga hal tersebut membuat masyarakat menjadi panik akan adanya krisis ekonomi.

Perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia bahwa pelemahan rupiah saat ini bukan disebabkan karena krisis seperti tahun 1998, karena jika dibandingkan dengan tahun 1998, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat berbeda. Pada tahun 1998 tercatat rupiah mengalami depresiasi sebesar 254%, sedangkan saat ini kondisi rupiah saat ini hanya mengalami depresiasi sebesar 11%. Selain itu pelemahan nilai tukar mata uang tidak hanya dialami oleh rupiah Indonesia, melainkan hampir diseluruh negara di Asia seperti rupee India mengalami pelemahan sebesar 0,58%, won Korea 0,43%, dollar Taiwan 0,21%, peso Filipina 0,18%, baht Thailand 0,11%, dolar Hong Kong 0,11%, dolar Singapura 0,08%, yen Jepang 0,03% dan ringgit Malaysia 0,02%

Menurut Ekonom PT Bank Permata Tbk, Joshua Pardede penyebab melemahnya nilai tukar rupiah saat ini karena memanasnya perang dagang yang menghimpit China dimana terjadi perjanjian perdagangan antara Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang-barang dari China sehingga akhrinya penguatan dollar AS terjadi diikuti oleh kenaikan yield US-Treasury. Selain itu kenaikan harga minyak dunia akan menjadi sentimen negatif bagi negara-negara importir minyak seperti Indonesia karena berpotensi memperbesar defisit transaksi berjalan. Namun menurutnya pelemahan rupiah saat ini hanya bersifat sementara. Keijakan pengendalian impor dan juga upaya menambah devisa dari sektor wisata akan turun memperkuat nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Selain itu, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri juga mengatakan bahwa pelemahan rupiah juga disebabkan oleh para pejabat elit yang suka berternak dollar sehingga pemerintah perlu mengkampanyekan cinta rupiah kepada masyarakat Indonesia karena saat ini masyarakat akan cenderung banyak membeli dollar karena tren pelemahan rupiah serta kampanye cinta rupiah bertujuan agar rupiah tidak mudah terdepresiasi. Sehingga bisa dilihat bahwa pelemahan rupiah saat ini bukan diakibatkan oleh kondisi ekonomi Indonesia yang buruk atau Indonesia akan menghadapi krisis, akan tetapi pelemahan rupiah terjadi karena faktor eksternal.

Namun menjelang pemilu 2019, isu pelemahan rupiah sering dijadikan alat politik untuk menyerang pemerintahan. Isu ini akan digunakan oleh pihak oposisi untuk menyerang pemerintah sehingga dapat menjatuhkan kredibilitas pemerintahan yang dipimpin oleh presiden Joko Widodo. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat kepada pemerintah karena Presiden Joko Widodo saat ini masih menjabat sebagai pemimpin pemerintahan, sehingga akan menyebabkan masyarakat kurang mendukung kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Padahal kebijakan tersebut bertujuan untuk memakmurkan negara Indonesia.

Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pelemahan nilai tukar rupiah yanghanyalah bualan yang tidak berdasar yang bersifat politis karena saat ini kondisi perekonomian Indonesia lebih kuat dibandingkan negara lain yang mata uangnya mengalami pelemahan terhadap dollar AS. Sebaiknya juga para pengusaha yang menyimpan rupiah dalam bentuk dollar ditukarkan ke rupiah untuk ikut berperan membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah.

 

BERITA TERKAIT

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Lapang Dada

  Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik   Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…

Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global

  Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…

Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah

    Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik   Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…

BERITA LAINNYA DI Opini

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Lapang Dada

  Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik   Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…

Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global

  Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…

Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah

    Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik   Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…