Disalurkan Sesuai Permintaan, Alsintan Bantu Petani

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Salah satu program berjalan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produksi pangan pokok, adalah distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani. Hingga kini Kementerian Pertanian telah menggelontorkan lebih dari 300 ribu alsintan ke seluruh pelosok tanah air. Namun program pemerintah Presiden Jokowi – JK ini belum dapat memuaskan semua pihak, termasuk dari kalangan pemerintah sendiri.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution beberapa waktu lalu sempat memberi catatan atas program ini. Menurutnya program ini belum settle, karena belum cocok dengan petani. “Rakyatnya belum senang, nggak cocok dia bilang wong tanah kita petaknya kecil-kecil. Mungkin lebih baik ada mekanisme voucher yang ada subsidinya sehingga kita tahu dia senangnya apa. Ini belum jalan,” ujar Darmin.

Sayangnya Darmin tidak menyebut secara persis, petani mana yang ia maksud. Sebab tidak sedikit juga petani di tanah air yang mengaku sebaliknya. Widodo, petani cabai di daerah Tegalrejo Magelang misalnya. Baginya bantuan alsintan dari Kementan sangat terasa manfaatnya. Selain mempercepat pengolahan lahan juga menekan biaya pengolahan lahan hingga 90%. “Biasanya kalau dengan nyangkul, kami harus keluarkan biaya 1 juta tiap 1.000 meter persegi lahan. Dengan kombinasi handtraktor dan cultivator, kami cukup keluar 4 liter solar dan ongkos operator 50 ribu per 1.000 meter persegi,” kata Widodo di Magelang, Senin (20/8) lalu.

Ia menambahkan, jika menggunakan buruh cangkul, biaya pengolahan lahan cabai yang dikeluarkan sebesar Rp 10 juta per ha. Namun, dengan menggunakan alsintan, biaya turun drastis yakni hanya Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta per ha. Biaya buruh cangkul yang semakin mahal, memang menjadi beban tersendiri bagi petani. Susiono - petani bawang merah di Desa Pasir Mijen Demak, mengaku bantuan cultivator meringankan beban biaya produksi, terutama saat pembuatan atau pengolahan bedengan.

“Sangking mahalnya upah buruh cangkul, kadang penghasilan mereka malah lebih gede daripada petaninya sendiri. Selain cultivator, petani bawang di sini juga butuh instalasi sprinkle untuk penyiraman sekaligus mengusir hama bawang merah,” tuturnya. Manfaat langsung ini dirasakan, karena jenis dari bantuan alsintan diberikan atas usulan dan permintaan petani. Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat bantuan alsintan mendorong penerapan mekanisasi dan alih teknologi pertanian.

Menurut Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, tenaga buruh tani mulai tergantikan alsintan. Ini terjadi secara alamiah seiring menyusutnya jumlah buruh tani, karena banyaknya pemuda yang lebih memilih menjadi buruh ketimbang petani. Akhirnya petani meminta alsintan seperti alat panen combine harvester dan alat tanam trasplanter. “Bantuan alat itu pun turun atas usulan para petani," kata Cellica.

Menurutnya di bawah Amran Sulaiman Kementan sangat responsif menyerap keluhan petani Karawang, khususnya pengadaan alsintan. Hanya dalam tempo satu pekan alsintan yang diminta sudah diterima petani. "Kalau ada kelompok tani yang belum kebagian bantuan, mungkin hanya persolan waktu. Atau mungkin juga persyaratan administrasinya kurang lengkap," katanya.

Pemanfaatan Alsintan

Manfaat dan kegunaan yang dirasakan bagi petani, membuat Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) memodifikasi alsintan. Khususnya yang sudah tidak lagi bisa difungsikan. Bengkel UPJA Mandiri di Kabpaten Way Kanan, Provinsi Lampung memodifikasi traktor roda dua, roda empat, dan combine harvester. Modifikasi dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan alsintan. “Ada juga modifikasi yang kami lakukan untuk menekan biaya perawatan,” ujar Rasid Wahyono, Ketua UPJA Mandiri, beberapa waktu lalu.

Traktor roda dua yang sudah tak optimal bisa dimodifikasi untuk menaruh dan membawa mesin pompa air ke sawah. “Pompa air ini kalau dipanggul berat. Selain itu, jarak antara rumah dan sawah jauh, sehingga setelah dilakukan modofikasi traktor roda dua bisa dipakai untuk mengangkut pompa air,” jelas Rasid. Selain itu traktor roda dua juga bisa dimodifikasi sebagai alat pencacah pelepah sawit, alat pencacah rumput (glagah), hingga mesin penanam jagung yang mempu menanam 4 deret sekali jalan. Selain memodifikasi, UPJA Mandiri juga mengajarkan cara operasionalisasi alsintan ke petani, kelompok tani dan penyuluh. Bagi Rasid pelatihan ini sangat penting untuk mendukung mekanisasi pertanian yang dilakukan Kementan.

“Kebetulan kami dipercaya sejumlah penyedia alat dan pemerintah daerah (Pemda) setempat untuk melakukan pelatihan cara mengoperasikan alsintan ke sejumlah poktan dan gapoktan,” jelasnya. Penyaluran alsintan dilakukan berdasarkan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) yang diajukan daerah. Pengajuan oleh Dinas Pertanian tersebut mengacu pada spesifikasi kebutuhan petani dan lelang dilakukan provinsi, bukan Kementan. Di pemerintah pusat memang ada pengawasan, hanya saja saat ini terdapat 500-ribuan kelompok petani di Tanah Air.

 

BERITA TERKAIT

Bantu Ciptakan Masyarakat Unggul - Kemendes PDTT Beri Bantuan 10 Perpustakaan Desa di Lombok

Sebanyak 10 perpustakaan desa dan 5 taman baca masyarakat di Kabupaten Lombok Utara (KLU) menerima bantuan buku bermutu dari Perpustakaan…

Tarik Investasi Butuh Kolaborasi Antardaerah

    NERACA Solo – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa upaya menarik masuknya investasi membutuhkan kolaborasi antardaerah…

Rumah Dinas Menteri di IKN Dipastikan Rampung Juli

  NERACA Kaltim – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyampaikan progres pengerjaan rumah dinas 36 menteri Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Bantu Ciptakan Masyarakat Unggul - Kemendes PDTT Beri Bantuan 10 Perpustakaan Desa di Lombok

Sebanyak 10 perpustakaan desa dan 5 taman baca masyarakat di Kabupaten Lombok Utara (KLU) menerima bantuan buku bermutu dari Perpustakaan…

Tarik Investasi Butuh Kolaborasi Antardaerah

    NERACA Solo – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa upaya menarik masuknya investasi membutuhkan kolaborasi antardaerah…

Rumah Dinas Menteri di IKN Dipastikan Rampung Juli

  NERACA Kaltim – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyampaikan progres pengerjaan rumah dinas 36 menteri Indonesia…