Laju IHSG Anjlok 1,80% - Pasar Yakin Fundamental Emiten Positif

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/9) awal pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 107,02 poin atau 1,80% menjadi 5.824,25. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 22,69 poin atau 2,44% menjadi 913,97.

Kata analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, pasar saham di kawasan Asia, termasuk IHSG melemah karena hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan mengenai tarif tambahan.”Kabar itu menutupi harapan positif sebelumnya mengenai rencana AS yang akan melakukan pertemuan dengan Tiongkok untuk mencari solusi," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan, risiko perang dagang AS-Tiongkok akan kembali menjadi perhatian investor dalam beberapa waktu ke depan di tengah minimnya sentimen positif yang beredar di pasar. Sementara itu, Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Batam, Chris Apriliony mengatakan bahwa valuasi harga saham domestik yang relatif rendah dapat mendorong investor kembali melakukan aksi beli sehingga peluang bagi IHSG kembali bergerak ke area positif masih terbuka.”Valuasi sejumlah harga saham di dalam negeri relatif rendah, situasi itu akan mendorong investor melakukan akumulasi," katanya.

Frekuensi perdagangan saham pada Senin (17/9), sebanyak 375.018 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,39 miliar lembar saham senilai Rp4,88 triliun. Sebanyak 122 saham naik, 244 saham menurun, dan 121 saham tidak bergerak nilainya. Meskipun indeks awal pekan terkoreksi, pihak BEI menyakini fundamental emiten masih kuat dengan pencapaian kinerja yang cukup apik di semester pertama 2018.

I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian perusahaan BEI mengatakan, pendapatan perusahaan yang tercatat di BEI naik sebesar 8,6% di sepanjang semester I-2018 dibandingkan dengan pendapatan perusahaan di sepanjang semester I-2017 yang lalu ke angka Rp 1.552 triliun. Sementara itu, laba perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI memperlihatkan kenaikan yang lebih signifikan lagi yakni sebesar 21% di semester I-2108 atau sebesar Rp 178 triliun dibandingkan dengan laba perusahaan yang tercatat di BEI sepanjang semester I-2017 yakni sebesar Rp 147 triliun.

William Hartanto, analis Panin Sekuritas menambahkan bahwa dengan adanya kenaikan laba yang cukup signifikan ini, maka bisa dibilang fundamental perusahaan-perusahaan yang ada di BEI cukup baik. Oleh karena itu, William mengatakan penurunan signifikan yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang tahun ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal meski beberapa sentimen dalam negeri juga masih menjadi pemberat IHSG seperti neraca perdagangan yang ekspornya buruk, dan pelemahan mata uang yang masih memberikan sentimen negatif. Hingga akhir tahun yang akan datang, William memprediksi indeks bakalan berada di level 6.500.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…