Elpiji 3 Kg Langka di Kabupaten Sukabumi

NERACA

Sukabumi – Liquified Petroleum Gas (LPG/Elpiji) berukuran 3 kilogram bersubsidi, kembali langka di sejunlah wilayah Kabupaten Sukabumi. Diduga penyebab kelangkaan ini, akibat adanya kerusakan mesin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE).

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kabupaten Sukabumi, melalui Kepala Seksi Distribudi dan Perdagangan, R. Irawan kepada wartawan Kamis (6/9), menjelaskan pihaknya telah mengatakan inspeksi mendadak (sidak) kepada sejumlah agen dan pangkalan.“Kesimpulannya, kelangkaan ini terjadi karena terjadi hambatan distribusi dari SPBE. Biasanya 22 truk per hari, kemarin hanya 12 truk. Dan dapat kami pastikan, sekarang sudah lancar pasokan elpiji ke masyarakat,” terang Iwan, sapaan akrabnya.

Ia memastikan melihat langsung kegiatan distribusi oleh pengelola SPBE.“Dan, kami melakukan pemeriksaan peralatan pengisian, guna memastikan kesiapan alat, tentu juga hasil ukurannya,” ujar Iwan.

Sementara sejumlah warga di wilayah kecamatan Gununguruh, Kabupaten Sukabumi mengaku sudah dua pekan terakhir ini sulit mendapatkan elpiji 3 kilogram.“Biasanya kami mendapatkan elpiji di outlet atau warung. Namun sudah dua pekan ini sulit kami dapatkan. Kalaupun ada, harganya melebihi harga eceran tertinggi. Sekarang, kami membeli Rp 22 ribu per tabung,” terang Suparman warga Kampung Cipendeuy, Desa Mangkalaya, Kecamatan Gunungguruh.

Sementara seorang pengecer elpiji 3 kilogram, Ny. Asih, mengatakan ia terpaksa menjual elpiji 3 kilogram sebesar Rp 22 ribu, karena mendapatkan elpiji dari pangkalan seharga Rp 20 ribu.“HET memang Rp 16.500. Tapi kenyataannya, pangkalan menjual di atas harga HET. Kalau pasokan normal, harga Rp 18.500. Kkalau lagi langka, harga Rp 20 ribu per tabung. Sudah mahal, distribusi pun tak menentu. Tapi kalau distribusi banjir, outlet bisa mendapatkan kiriman sepekan dua kali,” kata Ny. Asih. Ron