KSSK Pantau Transaksi Valas Pelaku Pasar

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan melalui Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) akan meneliti dan memonitor tingkah laku pelaku pasar dalam transaksi valuta asing. “Kami bersama OJK dan BI melalui Forum KKSK akan terus meneliti dan memonitor secara detil tingkah laku para pelaku pasar, mana mana yang memang membutuhkan 'legitimate'," katanya usai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/9).

Sri Mulyani menyebutkan KKSK akan meneliti dan memonitor perilaku mereka apakah membutuhkan transaksi valas untuk keperluan industrinya atau merupakan transaksi yang tidak memiliki legitimasi. "Untuk yang tidak legitimate, kita akan mengambil langkah tegas agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Ia menjelaskan transaksi valas yang memiliki legitimasi misalnya transaksi dalam rangka impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. "Itu merupakan barang modal dan memang bisnisnya ada, untuk membayar utangnya, ada kebutuhan yang 'legitimate', bukan yang spekulatif," katanya. Menkeu memperkirakan kondisi tekanan terhadap perekonomian nasional masih akan berlangsung antara lain sebagai dampak komdisi krisis di Argentina.

"Situasi ini masih akan berlangsung karena kondisi krisis di Argentina masih berjalan dan mungkin akan menimbulkan dampak kepada negara berkembang lain," katanya. Pemerintah bersama otoritas bidang ekonomi lainnya akan tetap memperkuat pondasi ekonomi. Ekspor akan tetap didorong dengan mengarahkan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang saat ini berusia sembilan tahun dengan volume aktivitasnya Rp100 triliun, agar lebih fokus kepada pasar potensial dan eskportir potensial agar segera meningkatkan pertumbuhan ekspor nasional.

Menurut dia, Kantor Menko Perekonomian dan Kantor Kemenko Kemaritiman akan berusaha terus memperbaiki lingkungan bisnis sehingga arus modal masuk dari investasi asing langsung bisa meningkat. Ketika ditanya langkah strategis menghadapi tekanan ekonomi eksternal, Menkeu mengatakan menghadapi situasi eksternal seperti ini maka Indonesia harus berasumsi untuk terus memperkuat pondasi ekonomi.

"Yang kita lakukan sekarang langsung kepada pondasi ekonominya . Mana faktor yang dilihat oleh market sebagai titik lemah, kita perkuat," katanya. Ia menyebutkan pasar selama ini melihat titik lemah Indonesia adalah di neraca pembayaran yaitu pada transaski berjalan dan neraca perdagangan.

Rupiah Melemah

Sementara itu, Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore melemah sebesar 126 poin menjadi ke Rp14.815 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.689 per dolar AS. Research Analyst FXTM Lukman Otunuga di Jakarta, Senin mengatakan bahwa gejolak ekonomi di Turki dan Argentina telah membebani mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

"Meskipun Bank Indonesia melakukan intervensi dalam upaya untuk mempertahankan rupiah, namun kuatnya sentimen negatif eksternal menghalangi upaya BI untuk melindungi mata uang domestik," katanya. Ia menambahkan bahwa masih adanya ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok, dan spekulasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang semakin tinggi mengikis selera untuk mata uang negara berkembang.

"Di tengah situasi itu dapat membuat rupiah terdepresiasi lebih lanjut," katanya. Ia mengatakan bahwa sejumlah pelaku pasar uang kini menanti kebijakan Bank Indonesia ke depannya, apakah akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini atau ada kebijakan lain. "Itu adalah salah satu pertanyaan sejumlah pelaku pasar," katanya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (3/9), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.767 dibanding sebelumnya (31/8) di posisi Rp14.711 per dolar AS.

BERITA TERKAIT

TASPEN Raih Penghargaan CSR & PDB Awards 2024 dari Wapres

  NERACA Jakarta – PT TASPEN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berkontribusi aktif dalam mendukung kesejahteraan masyarakat,…

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Keanggotaan Link

    NERACA Jakarta – PT Bank Jabar Banten Syariah (bank bjb syariah) resmi tergabung dalam keanggotaan layanan Link yang dikelola oleh PT…

Perkuat Sistem Dana Pensiun bagi Pekerja Informal

    NERACA Jakarta – Asian Development Bank (ADB) merekomendasikan para pemerintah di wilayah Asia untuk memiliki dan memperkuat sistem…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Raih Penghargaan CSR & PDB Awards 2024 dari Wapres

  NERACA Jakarta – PT TASPEN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berkontribusi aktif dalam mendukung kesejahteraan masyarakat,…

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Keanggotaan Link

    NERACA Jakarta – PT Bank Jabar Banten Syariah (bank bjb syariah) resmi tergabung dalam keanggotaan layanan Link yang dikelola oleh PT…

Perkuat Sistem Dana Pensiun bagi Pekerja Informal

    NERACA Jakarta – Asian Development Bank (ADB) merekomendasikan para pemerintah di wilayah Asia untuk memiliki dan memperkuat sistem…