Dorong Pelaku UKM Go Public - BEI Berikan Relaksasi Soal Listing Fee

NERACA

Jakarta Mendorong minat perusahaan starup atau pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) go public, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berenca memberi perlakukan berbeda. Salah satu perlakuan berbeda itu adalah terkait dengan biaya pencatatan awal (listing fee) dan biaya pencatatan tahunan (annual listing fee). “Kalau UKM akan dapat berbeda biaya pencatatan dengan papan pengembangan dan papan utama, karena kita ingin memberi kesempatan mereka untuk mulai masuk bursa sehingga jangan bicara fee dulu,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, IGD Nyoman Yetna di Jakarta, kemarin.

Disamping itu, lanjut dia, bagi perusahaan rintisan juga akan menikmati keringanan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan keterbukaan informasi. Soal, rencana pemberian keringanan tersebut sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang Penawaran umum dan Penambahan Modal bagi perusahaan dengan aset skala kecil dan skala menengah.

Oleh otoritas pasar modal tersebut, perusahaan dengan skala kecil atau dengan aset hingga Rp50 miliar dapat menyampaikan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dan menyampaikan laporan keuangan satu tahun terakhir. Sedangkan keringan bagi perusahaan skala menengah atau perusahaan dengan aset Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, diberi keringan berupa penyampaian laporan keuangan dua tahun terakhir.

Untuk diketahui, biaya pencatatan awal untuk emiten papan utama sebesar Rp1 juta setiap kelipatan Rp1 miliar dari nilai kapitalisasi saham. Tapi terdapat biaya minimal, yakni Rp25 juta dan maksimal Rp250 juta. Sedangkan emiten papan pengembangan dikenakan biaya Rp1 juta setiap kelipatan Rp1 miliar kapitalisasi saham dengan biaya minimal Rp25 juta dan maksimal Rp150 juta. Dalam kesempatan ini, Nyoman juga menolak permintaan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) untuk merubah metode perhitungan annual listing fee (ALF) dari berdasarkan kapitalisasi saham menjadi modal disetor.“Fee itu kan akan dikembalikan dalam bentuk fee service,” jelas dia.

Sebelumnya, BEI tengah menyiapkan rencana strategis baru guna melakukan relaksasi bagi perusahaan sektor perkebunan yang belum menghasilkan pendapatan agar dapat dicatatkan di BEI.  Di tahap tersebut, biasanya perusahaan membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis, namun terkendala dari sisi mereka belum menghasilkan pendapatan. Akan lebih baik bagi mereka apabila mendapatkan dana untuk berkembang disaat yang tepat dan tidak perlu menunggu proses penanaman. Kendati demikian, ini tentunya akan menimbulkan risiko yang harus ditimbang.

Di sisi lain dibutuhkan appraisal untuk melakukan penilaian dari yang mereka tanam sampai menghasilkan. “Akan ada potensi dan risiko yang harus secara seimbang diinformasikan ke publik jadi kami akan beri ruang ke perusahaan tersebut dengan cepat (mendapatkan dana) dari pada harus menunggu,” ujar Nyoman.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…