Rupiah Melemah, Menperin: Perlu Mitigasi Jaga Kinerja Ekspor

NERACA

Jakarta -  Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan di tengah tantangan penurunan nilai Rupiah terhadap Dolar dan isu perang dagang antara Amerika dengan Tiongkok, segala aspek yang menjadi ancaman terhadap ekspor Indonesia harus dimitigasi dengan mengambil Iangkah-langkah strategis Pemerintah dalam hal ini menaruh perhatian agar kinerja ekspor Indonesia memberikan kinerja yang positif. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan sektor industri nasional dapat terus meningkatkan kinerjanya untuk  memenangkan persaingan global yang sedang kita hadapi bersama.

“Saat ini dunia telah memasuki era digital economy, dimana model bisnis yang banyak dijalankan adalah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Ke depannya, investasi bisnis akan cenderung mengarah kepada aktivitas usaha dengan platform yang kita kenal dengan istilah Industry 4.0,” ujar Airlangga saat acara INNOFEST ID 2018 dengan tema “Building Innovation Ecosystem For Making Indonesia 4.0 “ di Jakarta, Selasa (24/7).

Lebih lanjut Menperin mengatakan saat ini Kementerian Perindustrian telah menyusun peta jalan (roadmap) implementasi Industry 4.0 di Indonesia dan beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 4 April 2018 Presiden RI Joko Widodo telah meluncurkan Roadmap Implementasi Industry 4.0 di Indonesia yang selanjutnya kita sebut dengan inisiatif ”Making Indonesia 4.0". Roadmap tersebut berisi aspirasi besar Indonesia Tahun 2030, sektor industri prioritas, dan strategi persiapan dan penerapan Industry 40 per sektor industri dan lintas sektor.

“Di Indonesia, fenomena Industry 4.0 sebenarnya memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur dan mempercepat upaya dalam mencapai kapasitas besar yaitu menjadi kekuatan ekonomi besar dunia pada tahun 2030. mengembalikan posisi ekspor neto. mendatang peningkatan kontribusi manufaktur terhadap PDB dan bersama melalui peningkatan produktivitas sebagal hasil dan kemajuan teknologl dan inovasi,” tukas Airlangga.

Saat ini perekonomian lndonesia masih menunjukkan kinerja yang cukup baik Hal ini dapat dilihat salah satunya melalui laju pertumbuhan ekoncmi Indonesia pada Triwulan I 2018 yang mencapai S.06%. Pertumbuhan ekonomi ini tentunya ditopang oleh sektor industri yang pertumbuhannya mencapai 5,03% pada Triwulan I 2018, dan pertumbuhan tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan Triwuian I tahun 2017 yang mencapai 4,80%. BPS mencatat bahwa pada Triwulan I 2018, sektor industri dengan nilai pertumbuhan terbesar diantaranya adalah sektor industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%, diikuti industri makanan dan minuman sebesar 12,70% serta industri logam dasar yang mencapai 9,94%.

Di  tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa konektivitas data menjadi kunci revolusi industri generasi keempat atau industri 4.0, yang menuntut adanya ketersediaan informasi secara cepat dan tepat.

Rudiantara mengatakan bahwa pemerintah saat ini bukan hanya bertindak sebagai regulator dalam mendorong tercapainya target revolusi industri 4.0, namun juga sebagai fasilitator dan akselerator terhadap dunia usaha di dalam negeri. "Pada saat memasuki era baru industri 4.0, maka konektivitas menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan. Tugas saya untuk memastikan konektivitas itu ada," kata Rudiantara.

Rudiantara mengatakan bahwa pihaknya ingin melihat perkembangan sektor industri yang ada di Indonesia karena Kementerian Komunikasi dan Informatika juga perlu mempersiapkan kebijakan-kebijakan yang selaras dan mendukung terlaksananya industri 4.0 di Indonesia."Jika konektivitas tidak ada, maka industri 4.0 juga tidak ada. Kami dari Kominfo perlu mengetahui ke mana arah industri, sehingga kami bisa mempersiapkan kebijakan yang sejalan," kata Rudiantara.

Pemerintah menargetkan Indonesia untuk masuk dalam jajaran sepuluh negara dengan perekonomian terbesar pada 2030. Hal tersebut sesuai dengan aspirasi nasional yang terdapat pada peta jalan "Making Indonesia 4.0", yang nantinya akan merombak alur produksi industri konvensional dengan cara yang tidak biasa.

Kementerian Perindustrian akan berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, serta pelaku industri untuk melaksanakan bersama program strategis ini sesuai tugas dan fungsi masing-masing dengan tujuan untuk kesuksesan dan kemajuan bangsa Indonesia. Tercatat, ada lima teknologi utama yang menjadi penopang implementasi industiri 4.0.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…