Pasar Modal Masih Minim BUMN Go Public

NERACA

Jakarta – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih menjadi target PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendorong pertumbuhan jumlah emiten di pasar. Pasalnya, saat ini dari sekian banyak BUMN hanya beberapa yang sudah terdaftar sahamnya di pasar modal.

Berangkat dari hal tersebut, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyambut baik semakin banyaknya perusahaan pelat merah yang beraktivitas di lantai bursa. Hal itu diyakini akan semakin meningkatkan minat investor terhadap pasar modal Indonesia.”Dengan kehadiran produk-produk investasi perusahaan BUMN maupun anak usahanya di bursa, pasar jadi lebih menarik bagi investor. Semoga di masa mendatang semakin banyak BUMN maupun anak usahanya yang menghiasi lantai bursa, baik melalui aksi penerbitan obligasi, maupun IPO," ujar Inarno di Jakarta, kemarin.

Terkait dengan itu, Inarno mengapresiasi aksi penerbitan obligasi oleh Pelindo IV hari ini. Pelindo IV secara perdana mencatatkan Obligasi I di BEI senilai Rp3 triliun yang dananya akan digunakan untuk pembangunan berbagai proyek strategis perseroan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Dirinya optimistis obligasi yang dikeluarkan Pelindo IV diterima baik oleh pasar. Obligasi I Pelindo IV memperoleh hasil pemeringkatan idAA (Double A) dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo).”Semakin tinggi peringkat yang diberikan oleh perusahaan pemeringkat efek berarti semakin rendah pula risiko investasinya," tuturnya.

Inarno mengatakan, pencatatan obligasi oleh Pelindo IV selain menambah banyak instrumen investasi menarik bagi investor, juga membantu perseroan memperoleh pendanaan murah untuk meningkatkan kinerjanya.”Pasar modal merupakan sarana yang menarik bagi kebutuhan pendanaan BUMN maupun  anak usahanya. Kinerja BUMN juga akan menjadi lebih baik kalau BUMN bisa jadi milik publik dan dapat diawasi oleh masyarakat," jelasnya.

Sebagai informasi, pihak BEI mengklaim sudah mengantongi 32 perusahaan di pipeline yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Jumlah tersebut sudah mendekati target IPO hingga akhir tahun yakni 35 perusahaan. Sementara itu, dari awal tahun hingga bulan Juni sudah 20 perusahaan yang tercatat menjadi emiten baru. Pekan hingga minggu depan terdapat lima perusahaan lainnya yang akan tercatat.

Sementara itu, untuk penerbitan obligasi, kata Direktur BEI, IGD N Yetna, saat ini di pipeline terdapat 17 emisi dari 14 perusahaan yang akan menerbitkan surat utang. Sedangkan untuk total nilai obligasi yang sudah tercatat mencapai Rp 58,14 triliun hingga 4 Juli 2018. Jumlah tersebut diterbitkan oleh 31 perusahaan dengan 45 emisi.

 

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…