Hasil Program e-Smart IKM - Kontribusi Sektor Logam Pada Transaksi Online Hingga 70 Persen

NERACA

Jakarta – Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) nasional terus didorong agar dapat memanfaatkan fasilitas promosi online melalui platform yang dibuat oleh Kementerian Perindustrian, yang dinamakan e-Smart IKM. Hingga tahun 2017, program ini menghasilkan total nilai penjualan lebih dari Rp236 juta dengan kontribusi terbesar dari transaksi IKM logam yang mencapai 70 persen.

“IKM logam merupakan salah satu sektor yang potensial dari delapan sektor e-Smart IKM lainnya, seperti IKM makanan dan minuman, perhiasan, herbal, kosmetik, fesyen, kerajinan, furnitur, dan sektor kreatif,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (7/6).

Berdasarkan data e-Smart IKM yang dihimpun Kemenperin, terdapat salah satu IKM yang memiliki angka penjualan fantastis hingga 1.740 transaksi yang telah dilakukan. IKM tersebut adalah Linda Variasi milik Poniman (43), warga Pasuruan, Jawa Timur yang membuka toko onlinenya melalui Bukalapak.com.

Menurut Gati, Linda Variasi termasuk dalam IKM logam yang memproduksi berbagai komponen untuk otomotif, khususnya produk variasi dan onderdil kendaraan roda dua. “Poniman menawarkan sebanyak 71 macam produk dengan harga mulai dari Rp40 ribu sampai Rp110 ribu per produk,” ungkapnya.

Linda Variasi juga tergolong IKM yang cukup sukses berjualan di Bukalapak. Dia berhasil mendapatkan label pelapak terbaik dengan jumlah transaksi 15-30 pesanan per hari. “Sebelumnya, saya hanya mampu menjual lima produk setiap harinya dan hanya dijual di daerah lokal Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ujar Poniman.

Saat ini, Poniman mengaku setiap bulan rata-rata mampu menjual sebanyak 450 produk kepada para pelanggannya yang berasal dari Sabang sampai Merauke. “Sekarang saya juga sudah punya pelanggan tetap di Maumere dan Papua,” imbuhnya.

Menurut ceritanya, Poniman melanjutkan bisnis keluarga di sektor IKM logam pengolahan dengan mesin industri rumahan sejak tahun 2015. Hingga kini, usahanya telah menyerap tenaga kerja 10 orang, di mana tiga orangnya bekerja di bagian pengemasan produk. “Dalam produksinya, kami menggunakan bahan baku lokal yang biasa dibeli di toko material di Pasuruan,” tuturnya.

Poniman termasuk salah satu peserta workshop e-Smart IKM di Sidoarjo pada September 2017. Dalam waktu delapan bulan berjualan online setelah mengikuti lokakarya tersebut, dia berhasil menjadi peserta e-Smart IKM yang dinilai sukses berjualan melalui marketplace.

“Setelah saya belajar berjualan online dari program e-Smart IKM, saya langsung diajari tips dan trik tentang cara berjualan online yang bagus. Dalam waktu dua minggu saja sudah terlihat produk saya sudah banyak laku terjual di online,” paparnya.

Selain untuk memperluas akses pasar, program e-Smart IKM ini pun menjadi sistem database karena menampilkan profil, sentra, dan produk IKM sehingga bisa sebagai bahan analisa untuk melakukan pembinaan ke depannya. Selain itu dapat mengetahui data bahan baku IKM serta mesin dan peralatan atau teknologi yang dibutuhkan IKM.

Sejak diluncurkan pada Januari 2017 lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 1.730 peserta. Tahun ini, kegiatan tersebut dapat menggandeng 4.000 IKM di seluruh Indonesia dan 12.000 produk IKM masuk dalam marketplace. Program e-Smart IKM ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri, antara lain Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, dan Shopee.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan setidaknya 20 ribu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendapatkan fasilitasi pelatihan bimbingan teknis wirausaha baru hingga 2019.

"Sampai sekarang ini sudah tercapai, tetapi secara kualitas mungkin baru sekitar 15 ribu UMKM," kata Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin Endang Suwartini di Semarang, Jawa Tengah, disalin dari Antara.

Hal itu diungkapkannya usai membuka Bimbingan Teknis Penumbuhan Wirausaha Baru Industri Kecil dan Menengah yang digelar Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kemenperin di Semarang, 4-8 Juni 2018.

Endang menjelaskan UMKM yang terfasilitasi pelatihan itu dari berbagai sektor, mulai pangan, minuman, kerajinan, fesyen, elektronik, hingga perbengkelan kendaraan bermotor, seperti pengelasan. "Untuk wilayah Jateng sektor industri yang paling menonjol adalah industri pangan. Tetapi, potensinya banyak sekali, seperti konveksi, fesyen, hingga perbengkelan," katanya.

Menurut dia, dukungan dari pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan industri kecil, terutama dalam pengurusan perizinan, seperti industri pangan yang izinnya sedemikian rumit.

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…