OJK: Harga Pasar Murah Picu Minat IPO Ditunda

NERACA

Jakarta – Tertundanya lima perusahaan yang berniat IPO karena kondisi pasar yang tidak kondusif, membuat Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso angkat bicara. Menurutnya, penyebab tertundanya IPO beberapa perusahaan tahun ini lantaran harga di pasar. Saat ini harga saham yang berkembang di pasar keuangan masih dianggap terlalu mahal,”Karena pricing saja, pricing-nya masih terlalu mahal. Sehingga, calon emiten menunggu momentum yang lebih pas," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Jika ke depan pasar keuangan lebih baik, sehingga mendorong harga menjadi lebih murah, potensi calon emiten untuk melantai kembali terbuka. Wimboh optimistis, saat harga saham menguntungkan maka perusahaan bakal merencanakan kembali untuk IPO. "Itu masalah bisnis saja, tergantung pasar. Kalau ini kan masih volatile," jelasnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sekitar 17 perusahaan telah mencatatkan saham perdana tahun ini. Sementara, tahun ini BEI menargetkan 35 emiten menggelar IPO. Sebelumnya, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan, ada lima perusahaan yang melakukan reschedule IPO antara lain PT Wahana Vinyl Nusantara, PT Wika Realty, PT Harvest Time dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis. Namun, Samsul tidak menyebutkan satu perusahaan lain yang berencana menunda IPO. "Belum tahu ditunda sampai kapan, belum ada schedule," kata Samsul.

Dengan penundaan IPO lima perusahaan tersebut, maka saat ini, di pipeline BEI tersisa sekitar 24 perusahaan yang tengah menunggu masa pra efektif IPO. Analis PT Recapital Asset Management, Kiswoyo Adi Joe pernah bilang, kepada perusahaan untuk mempertimbangkan kondisi pasar dalam melakukan IPO. Pasalnya, jika kondisi pasar sedang turun maka ada potensi saham tidak terserap pasar.”Kalau pasar sedang turun, perusahaan jangan melakukan IPO dulu. Ada risiko saham tidak akan laku terjual di pasar. Jadi, IPO harus saat kondisi indeks sedang naik,"ungkapnya.

Kiswoyo menambahkan sebenarnya tidak ada batasan atau angka aman yang bisa dijadikan acuan perusahaan dalam melakukan IPO. Namun, selama tren pasar masih negatif, perusahaan disarankan untuk menunggu atau wait and see hingga kondisi pasar membaik. Sementara Director Invesment Banking PT Danareksa Sekuritas, Boumediene H Sihombing menyampaikan, pelaksanaan penawaran awal saham perdana anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tersebut, diperpanjang sampai 21 hari. Untuk diketahui, Wijaya Karya Realty menawarkan 12,51 miliar saham atau setara 25% dari keseluruhan saham perseroan setelah IPO. Dengan harga penawaran Rp195 - Rp255 per saham, maka calon emiten properti itu berpotensi meraup dana sebesar Rp2,439 triliun hingga Rp3,1 triliun.

Adapun sesuai rencana awal, masa penawaran awal saham WIKA Realty dilakukan pada 24 April - 2 Mei 2018 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Mei 2018. Kemudian di tahun ini, perseroan juga menargetkan marketing sales Rp4,5 triliun, naik sebesar 175% dari pencapaian di 2017 lalu sebesar Rp 2,5 triliun yang diraih dari penjualan unit apartemen dan landed house. Untuk dapat meraih target yang ditetapkan di tahun 2018, Wika Realty akan menjalankan berbagai strategi usaha.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…