Pelayaran Nelly Incar Pendapatan Rp 219 Miliar

NERACA

Jakarta – Keseriusan pemerintah dalam memacu pertumbuhan ekonomi lewat tol laut, memberikan harapan besar terhadap pertumbuhan bisnis pelayaran. Apalagi kembali menggeliatnya bisnis minyak dan gas (migas) bakal mendorong bisnis transportasi laut bakal menuai cuan besar. Pertimbangan inilah yang mendorong PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) untuk menargetkan pendapatan konsolidasi tahun ini naik 24% year on year (yoy) menjadi Rp 219 miliar.

Tahun lalu, pendapatan perusahaan sebesar Rp 176 miliar dan di kuartal pertama 2018, perseroan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 23% menjadi Rp 52,6 miliar dari sebelumnya Rp 40,8 miliar. “Pendapatan naik karena harga charter rate meningkat dibanding tahun lalu,” kata Direktur Utama NELY, Tjahya Tjugiarto di Jakarta, kemarin.

Untuk mengejar target pendapatan tahun ini, NELY menerapkan strategi utilisasi kapal kontainer baru, yang beroperasi awal tahun ini. Tak hanya itu, perusahaan sudah membeli kapal tongkang yang akan beroperasi sekitar Juli 2018. Perusahaan juga mengincar penambahan dua kapal kontainer baru.

Tjahja menjelaskan untuk pembelian satu kapal kontainer menghabiskan biaya sekitar Rp 17 miliar hingga Rp 20 miliar. Sementara untuk satu kapal tongkang sebesar Rp 25 miliar sampai Rp 30 miliar. Artinya untuk pembelian satu kapal tongkang dan dua kapal konteiner, perusahaan harus menyiapkan anggaran belanja sekitar Rp 70 miliar.

Khusus kapal kontainer, pembelian kapal menggunakan mata uang dollar AS atau sekitar US$ 2 juta per unit. Lantaran rupiah saat ini sedang melemah, rencana pembelian dua kapal kontainer kini sedang proses negosiasi. Sebab, pelemahan rupiah membuat NELY harus memperhitungkan return of investment dari pembelian kapal tersebut. Tjahja mengatakan, jangka waktu balik modal dari pembelian satu kapal umumnya sekitar empat sampai lima tahun. Apabila dampak pelemahan rupiah membuat jangka waktu balik modal sedikit tertunda hingga enam tahun, menurut Tjahja tidak masalah. “Worth atau enggak tapinya?” imbuh Tjahja.

Di sisi lain, faktor eksternal yang mendukung berlangungnya bisnis NELY berasal dari stabilnya harga komoditas, seperti minyak mentah dan batubara. Karenanya, permintaan terhadap charter kapal tongkang dan kapal tunda diharapkan naik.

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…