BCA Terbitkan Obligasi Rp500 miliar

 

 

NERACA

 

Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana untuk menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi subordinasi sebesar Rp500 miliar. Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith mengatakan bahwa rencana aksi ini untuk memenuhi kewajiban bank berdasarkan POJK No. 14/2017. penerbitan surat utang tersebut akan memperkokoh struktur permodalan dan meningkatkan struktur penghimpunan dana jangka panjang.

“Sebagai salah satu bank sistemik yang ditetapkan oleh OJK, BCA berencana untuk menerbitkan obligasi subordinasi. Penerbitan ini akan menambah alternatif investasi dari instrumen keuangan yang diterbitkan BCA bagi investor dan nasabah,” ujar Eugene di Jakarta, Selasa (15/5). Eugene menjelaskan bahwa penerbitan obligasi ini akan terbagi atas tiga tenor, yaitu 7, 10, dan 12 tahun. Lalu, untuk kupon terbagi atas tiga kelas, yakni Serie A sebesar 7,5-8,25 persen, Serie B 7,75-8,5 persen, dan Serie C 8-8,75 persen.

Untuk penawaran dilakukan mulai hari ini, 15 Mei hingga 30 Mei mendatang. Lalu, hasil penerbitan harus menunggu keterangan resmi penerbitan dari OJK pada 26 Juni 2018. Kemudian, obligasi baru didistribusikan pada 4 Juli 2018. Adapun obligasi ini telah mendapat peringkat AAA untuk corporate rating dan AA untuk instrumen obligasi subordinasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Perfindo). Pemberian peringkat tersebut berdasarkan kinerja dan kemampuan BCA memenuhi komitmen dan kewajiban keuangan jangka panjang, penyaluran kredit, manajemen risiko yang prudent, hingga solidnya pendanaan dari transaksi bank.

Eugene mengaku, bank tidak memiliki proyeksi investor khusus pada obligasi ini. Namun, lantaran tenor yang ditawarkan cukup panjang, bank melihat obligasi ini cocok untuk dimiliki nasabah ritel dan institusi yang berorientasi investasi jangka panjang, seperti dana pensiun (dapen) dan asuransi. "Untuk tipe obligasi ini biasanya dapen dan asuransi, kalau perbankan tidak diizinkan untuk investasi di sini karena tenor tujuh tahun terlalu panjang untuk mereka. Kalau standby buyer (pembeli siaga), kami tidak ada, tapi kami yakin akan laku," katanya.

Rencananya penggunaan dana dari penerbitan obligasi subordinasi adalah untuk pengembangan usaha, terutama pemberian kredit, baik kredit korporasi hingga ritel. Menurut Eugene, perhitungan kupon bunga yang diberikan dengan rentang 7-8 persen masih bisa memberikan margin kepada bank bila disalurkan ke kredit dengan bunga sekitar 10 persen. "Kami yakin bisa kasih ke yang kecil-kecil, misalnya yang bunga 10 persen. Jadi masih ada margin sedikit. Ini kami blended (campur) dengan modal yang kami miliki. Saat ini modal BCA ada di atas Rp130 triliun," jelasnya.

Di sisi lain, Eugene bilang, penerbitan obligasi ini sebenarnya hanya untuk memenuhi syarat dari OJK. Sebab, sekalipun BCA memiliki modal yang masih mencukupi, namun tetap harus dipetakan berdasarkan sumber modal jangka panjang. Selain itu, komitmen tersebut juga telah tertuang dalam ketentuan perbankan internasional atau dikenal dengan Basel III. "Ini juga telah kami sampaikan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pda akhir tahun lalu," imbuhnya.

Sementara, ia mencatat, modal inti BCA dari tier satu telah berkontribusi sekitar 96 persen terhadap jumlah modal per akhir 2017. Sedangkan menurut rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) sebesar 78 persen. "Ini merupakan batas minimal yang diinginkan oleh regulator, kami diharapkan bahwa likuiditas bank bergeser ke 78-94 persen. Sehingga, likuiditas kami itu likuid sekali dan mencerminkan kesediaan BCA untuk ikut serta dalam mengembangkan penyaluran kredit," pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…