UKM Sumsel Bisa Manfaatkan Momen Asian Games

Wakil Ketua Komite Olahraga Indonesia (KOI) Muddai Madang mengungkapkan, masyarakat Sumatera Selatan khususnya di Kota Palembang terutama yang memiliki usaha kecil menengah (UKM). Masih bisa memanfaatkan momentum, selama pelaksanaan Asian Games 18 September mendatang. 

Menurut dia, meskipun hingga saat ini INASOC selaku panitia pelaksana turnamen multi even tertinggi di kawasan Asia tersebut, melarang penggunaan logo tanpa adanya izin. Namun mantan Ketua KONI Sumsel ini mengatakan, pelaku UKM di Sumsel tidak perlu berkecil hati. "Pelaku UKM masih bisa membuat souvenir, maupun buah tangan dengan menonjolkan ciri khas lokal. Tanpa harus menggunakan logo maupun maskot Asian Games,"ungkapnya.

Dia melanjutkan, pihaknya sebetulnya sudah pernah mengusulkan beberapa kali kepada Inasgoc, agar masyarakat diberikan keleluasaan untuk menggunakan logo Asian Games. Karena tujuannya untuk sosialisasikan Asian Games. “Kalau saya pribadi cenderung membolehkan. Tapi sampai sekarang permohonan itu belum disetujui, karena memang ada aturannya,"lanjutnya.

Sebab menurut dia, meskipun logo itu dibuat oleh Indonesia selaku tuan rumah. Tapi kepemilikan properti logo ini menurut aturan merupakan milik OCA (Olympic Council of Asia).  "Sehingga kalau kita ingin menggunakan logo Asian Games di luar Asian Games seperti UMKM harus minta izin ke OCA,” jelas Muddai.

Senada diungkapkan, Koordinator Bidang Promosi INASOC Nirmala Dewi. Sebagai tuan rumah, alangkah baiknya masyarakat Sumsel khususnya pelaku UKM di Palembang lebih mempromosikan ciri khas daerah seperti songket, jumputan dan kearifan lokal lainnya selama Asian Games. “Kita mengundang ribuan orang untuk datang ke Indonesia dari 45 negara selama penyelenggaraan Asian Games. Jadikan kesempatan itu sebagai ajang mempromosikan produk lokal kita, agar bisa lebih dikenal dunia,” ajaknya.

Rencananya dalam waktu dekat, lanjut Cek Wi, sapaan akrabnya. Gubernur Sumsel dan Inasgoc akan menggelar sosialisasi kepada seluruh UKM yang ada di Sumsel. Mengenai bagaimana agar UKM bisa tetap memanfaatkan dan mengambil bagian dalam Asian Games. "Tapi tentunya UKM harus mengikuti standar tertentu yang berlaku secara  internasional, baik itu dalam kemasan maupun lainnya. Sehingga bisa membuat wisatawan tertarik," harapnya.

 

Pempek Meningkat

 

Sementara itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kuliner khas Palembang pempek mengalami kemajuan pesat menjelang Asian Games XVIII tahun 2018. Pjs Walikota Palembang Akhmad Najib mengatakan, berdasarkan data terbaru diketahui produksi pempek mencapai 6,4 ton hingga 7 ton per hari untuk memenuhi kebutuhan oleh-oleh para pendatang dan penjualan di dalam kota. "Bisa dikatakan dengan volume mencapai 7 ton per hari ini, sudah melebihi bakpia," kata Najib.

Ia mengatakan permintaan ini diperkirakan melonjak tajam saat perhelatan Asian Games XVIII tahun 2018 yang berlangsung pada 18 Agustus-2 September mendatang.

Kota Palembang yang menyelenggarakan 13 cabang olahraga diperkirakan bakal kedatangan atlet dan ofisial berjumlah 15 ribu orang.

Untuk itu, Pemkot Palembang telah berkoordinasi dengan asosiasi pempek untuk memenuhi kebutuhan para tamu negara pada saat Asian Games mendatang. "Pada dasarnya pengusaha pempek di Palembang sudah menyanggupi. Apalagi mereka juga sudah didukung teknologi pengemasan berupa plastik kedap udara, sehingga, pempek bisa tahan hingga dua hari untuk dibawa pulang ke negara masing-masing peserta," kata dia.

Melalui ajang Asian Games ini, Pemerintah Kota Palembang mendorong makanan khas daerah pempek ini bisa go internasional untuk meningkatkan perekonomian sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Pempek ini sudah dikenal di Indonesia artinya target selanjutnya menembus pasar Asia dan dunia. Sejauh ini pesanan pempek sudah banyak dari kawasan Asia Tenggara yang dapat dijadikan salah satu indikator bahwa makanan ini bercitarasa internasional," kata dia.

Makanan khas Palembang berbahan utama ikan ini memiliki pasar yang cukup menjanjikan seiring dengan berkembangnya belanja online.

Dalam beberapa dua tahun terakhir bermunculan bisnis pempek online karena persoalan pengiriman sudah tidak menjadi masalah. Kuliner ini dapat dikemas dengan cara divakum sehingga dapat awet selama pengiriman.

Salah satunya, bisnis pempek online PT Pos Indonesia yang bertumbuh pesat hingga tiga kali lipat sejak mulai diluncurkan pada 2012 yakni dari 1-2 ton per bulan menjadi 7-8 ton per bulan pada 2017. (dbs)

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…