The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

 

 

NERACA

 

Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve AS atau The Fed) mempertahankan suku bunga acuannya sehingga tidak berubah. Hal itu sejalan dengan ekspektasi pasar, sementaraada keyakinan bahwa inflasi mendekati targetnya dua persen. “Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga federal fund di 1,5 hingga 1,75 persen," kata The Fed dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua harinya, seperti dikutip kantor berita Antara, kemarin.

Pernyataan itu menunjukkan kepercayaan bank sentral atas inflasi, mengakui bahwa tingkat inflasi inti telah bergerak mendekati target bank sentral dua persen. "Inflasi pada basis 12 bulan diperkirakan akan berjalan mendekati target simetris Komite dua persen selama jangka menengah," kata The Fed. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan Maret, The Fed memperkirakan inflasi akan bergerak naik dalam beberapa bulan mendatang dan menjadi stabil di sekitar target dua persen.

Dengan menambahkan "simetris" ke target inflasi, pejabat-pejabat Fed mungkin mengindikasikan bahwa mereka akan memungkinkan inflasi melebihi target dua persen, menurut beberapa analis. Indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), sebuah pengukur inflasi yang disukai oleh Fed, naik dua persen dari setahun lalu pada Maret, kenaikan terbesar sejak Februari 2017, menurut data terbaru dari Departemen Perdagangan.

Tidak termasuk harga makanan dan energi yang volatil, indeks harga PCE inti naik 1,9 persen pada Maret, juga kenaikan terbesar sejak Februari 2017. Meskipun kepercayaan atas inflasi menguat, The Fed gagal mengindikasikan apakah akan meningkatkan laju kenaikan suku bunga atau tidak di waktu mendatang. Sebaliknya, menegaskan kembali bahwa bank sentral akan terus secara bertahap memperketat kebijakan moneter lebih lanjut.

Pernyataan pada Rabu (2/5) menunjukkan bahwa bank sentral tetap optimis tentang prospek ekonomi, mengatakan bahwa investasi bisnis terus tumbuh kuat dan bahwa risiko-risiko terhadap prospek ekonomi tampak kurang seimbang. Para investor pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini dalam pertemuan kebijakan berikutnya pada Juni. Mengingat data inflasi baru-baru ini meningkat, para investor juga memperkirakan bahwa bank sentral mungkin menaikkan suku bunga dengan total tiga hingga empat kali pada tahun ini.

 

BERITA TERKAIT

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…